New York, (ANTARA) - Minyak berjangka menetap datar pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mempertimbangkan kekhawatiran tentang virus corona dan dampaknya terhadap permintaan energi, bersama dengan perkiraan perlambatan produksi minyak serpih AS.
Pelaku pasar juga ketakutan oleh peringatan dari Apple Inc. pada Senin (17/2/2020) bahwa pemasok elektronik kemungkinan tidak akan memenuhi target pendapatannya untuk kuartal yang berakhir Maret 2020 karena dampak dari wabah virus corona.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret mencapai terendah harian 50,88 dolar AS per barel, tetapi berhasil menjadi menetap tidak berubah di 52,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan April naik tipis delapan sen atau 0,1 persen menjadi ditutup pada 57,75 dolar AS per barel di ICE Futures Europe.
Kedua acuan minyak mentah pekan lalu membukukan kenaikan mingguan pertama mereka dalam enam minggu.
Patokan harga minyak mentah AS berakhir tidak berubah menyusul laporan penurunan pertumbuhan produksi serpih dan pemogokan yang dilaporkan di dekat Tripoli menyebabkan evakuasi semua kapal bahan bakar di pelabuhan.
Produksi minyak mentah dari tujuh ladang serpih utama AS diperkirakan naik 18.000 barel per hari pada Maret menjadi 9,175 juta barel per hari, menurut laporan Badan Informasi Energi AS yang dirilis Selasa (18/2/2020).
Produksi minyak dari Cekungan Permian diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi produksi serpih dari wilayah Anadarko, Appalachia, Bakken dan Niobrara, diperkirakan akan mengalami penurunan bulanan, menurut laporan tersebut.
Sementara itu, keraguan yang berkembang bahwa OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, akan mengurangi produksi lebih lanjut untuk menstabilkan harga yang mengakibatkan harga tergelincir untuk sebagian besar sesi perdagangan .
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen minyak lainnya akan mengadakan pertemuan tingkat menteri pada Maret di Wina yang semula dijadwalkan untuk membuat keputusan mengenai kebijakan produksi untuk bulan-bulan mendatang, menurut wakil menteri energi Rusia Pavel Sorokin. (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib