Ini penjelasan PLN soal sumber listrik yang menyetrum anak hingga tewas di Rusun

id PLN,Rusun Penjaringan,anak tersetrum listik hingga tewas,berita jakarta,jakarta terkini

Ini penjelasan PLN soal sumber listrik yang menyetrum anak hingga tewas di Rusun

Manajer PLN UP3 Bandengan Matias Haryanto (ANTARA/Fauzi Lamboka)

Jakarta, (ANTARA) - Manajer PLN UP3 Bandengan Matias Haryanto mengakui jika sumber listrik di lokasi anak laki-laki tersetrum berasal dari gardu PLN.

"Saya lihat jaringan listriknya dari sumber gardu PLN, sementara kejadian kesetrum di luar dari standar operasional prosedur (SOP) yang sudah dilakukan PLN, biar penyidik kepolisian yang memberikan hasilnya," kata Matias Rusun Penjaringan Jakarta, Kamis malam.

Matias menjelaskan di lokasi bongkaran Rusun Penjaringan, hanya gardu PLN satu-satunya bangunan yang tersisa dan tidak dibongkar. Karena sebagian aliran listrik di gardu itu masih berfungsi mengalirkan listrik untuk pemukiman warga.

"Setelah ada kejadian PLN melakukan pemeriksaan, ternyata ada jalur yakni dua tarikan kabel disekitar sebelah kiri dan itu masih ada," ujar Matias.

Baca juga: Seorang anak tewas tersetrum listrik di Rusun, keluarga minta pengelola bertanggung jawab

Sebelumnya, seorang anak laki-laki GR umur 7 tahun tewas tersetrum listrik di lokasi pembongkaran Rusun Penjaringan RW 06, Jakarta Utara.

Diduga korban tersetrum aliran listrik saat bermain bersama teman-temannya dan jatuh di kubangan air yang terdapat kabel listrik berserakan.

Warga Rusun sempat menolong bocah tersebut hingga dievakuasi ke rumah sakit terdekat, namun nyawa korban tak tertolong.

"Kita minta bertanggung jawab pihak PLN, pihak rumah susun dan perusahaan, jangan sampai terulang lagi," kata paman korban, Madrofik di rumah duka, Jalan Tanjung Wangi RT 12/RW 12, Kamis malam.

Sepengetahuan dia, bangunan yang sudah dibongkar, tidak diketahui apakah ada aliran listrik atau tidak. Apalagi kondisinya sudah kosong seperti di lokasi kejadian.

"Biasanya kalau dibongkar ditutup pakai seng, kok ini bisa terbuka begitu, kan ada keteledoran," tegas Madrofik. (*)