Jepang berencana aktifkan reaktor nuklir yang tutup akibat gempa 2011

id nuklir jepang,onagawa,nuklir, pembangkit listrik tenaga nuklir

Jepang berencana aktifkan reaktor nuklir yang tutup akibat gempa 2011

Petugas Perusahaan Listrik Tokyo menjelaskan operasi gedung reaktor no.3 pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, perfektur Fukushima, Jepang, pada foto yang diambil Kyodo, Senin (15/4/2019). ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS/djo/ama (REUTERS/KYODO)

Tokyo, (ANTARA) - Perusahaan penyedia listrik Jepang, Tohoku Electric Power, menyatakan pada Rabu bahwa mereka mendapatkan persetujuan pihak berwenang untuk mengaktifkan kembali rektor pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa, setelah bencana gempa bumi 2011.

Dalam sebuah pernyataan, Tohoku Electric menyebut telah menerima lampu hijau pertama dari Otoritas Pengaturan Nuklir Jepang untuk menghidupkan reaktor nomor 2, yang tunduk pada masukan masyarakat.

Persetujuan lebih lanjut diperlukan sebelum pengaktifan kembali tersebut, disertai dengan persetujuan dari pemerintah lokal, yang belum dapat dipastikan apakah akan diberikan.

Onagawa merupakan stasiun nuklir di Jepang yang posisinya paling dekat dengan pusat gempa berkekuatan M9 yang terjadi Maret delapan tahun silam dan memicu tsunami yang memakan 20.000 korban jiwa.

Peristiwa tersebut kemudian menyebabkan bencana Fukushima yang merupakan bencana nuklir terburuk setelah kejadian Chernobyl pada 1986, yang kemudian mengharuskan Jepang mematikan 54 reaktor yang beroperasi saat itu.

Semua reaktor yang dinonaktifkan harus mendapat izin ulang di bawah standar baru usai adanya sorotan mengenai kegagalan operasional dan perizinan pascabencana itu.

Stasiun nuklir Onagawa terkena terjangan tsunami, namun bisa bertahan dengan sistem pendingin yang dimiliki sehingga reaktornya bisa terselamatkan dari kemungkinan meleleh seperti yang terjadi pada stasiun nuklir Daiichi di Fukushima yang juga dikelola oleh Tohoku.

Sementara persetujuan diperlukan untuk membantu industri nuklir Jepang bangkit lagi, sektor tersebut masih tidak akan memenuhi target pemerintah untuk menyediakan setidaknya satu perlima kebutuhan listrik negara pada 2030, menurut analisis Reuters tahun lalu.

Sembilan reaktor telah mulai dinyalakan kembali, yang lokasinya jauh dari Tokyo, selagi stigma atas kejadian Fukushima masih menempel pada penggunaan reaktor dengan teknologi air mendidih (boiling water reactor/BWR).

Isu keselamatan nuklir di Jepang kembali menjadi sorotan setelah awal pekan ini Paus Fransiskus yang menemui para korban bencana Fukushima dalam kunjungannya ke Jepang menyebut energi nuklir tidak semestinya digunakan sampai ada jaminan yang kuat mengenai keamanan bagi manusia dan lingkungan. (*)