Palembang, (ANTARA) - Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA di Sumatera Selatan mencapai 274.502 orang selama periode Januari–Juni 2019 karena dipicu kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini, mengatakan, penyakit ISPA cenderung rentan menyerang saat musim kemarau yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa lokasi di Sumsel.
“Kami sudah mengirim imbauan kepada pemerintah daerah untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi terjadinya kabut asap menjelang puncak musim kemarau,” kata dia.
Menurut Lesty, Kota Palembang menjadi daerah paling tinggi jumlah penderita ISPA yang mencapai 80.162 orang selama periode tersebut.
Baca juga: Kualitas udara Pekanbaru makin tidak sehat, kota kembali diselimuti asap pekat
Kemudian, disusul Banyuasin dengan penderita mencapai 36.871 orang, Muara Enim sejumlah 35.405 orang, Musi Banyuasin 21.871 orang dan Ogan Komering Ilir 13.292 orang.
Ia mengemukakan, daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap yakni Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat.
“Untuk Palembang sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin. Arah angin dari sumber asap yakni di OKI dan Ogan Ilir membawa asap hingga ke Palembang,” ujar Lesty.
Secara bulanan, bulan April menjadi masa paling parah dengan jumlah 54.409 penderita, disusul Maret dengan 54.237 penderita, sebanyak 50.837 penderita pada Februari, Januari 44.142, Mei dengan 40.459 penderita dan 30.418 penderita pada Juni.
Lesty menjelaskan ISPA bukan hanya disebabkan oleh kabut asap, namun virus yang menyerang sistem pernapasan pun bisa menyebabkan ISPA.
Baca juga: Di Pontianak murid TK dan siswa SD terpaksa diliburkan gara-gara kabut asap
Namun demikian, kata dia, kabut asap yang membawa partikel kebakaran itu akan memperburuk potensi penderita bertambah.
“Dengan datangnya musim kemarau, potensi karhutla menyebabkan terjadinya kabut asap pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu kami sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan,” kata dia.
Baca juga: Kabut asap yang semakin pekat mulai mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat
Untuk langkah pencegahan dan pengendalian, Dinkes Sumsel telah menginstruksikan Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk melakukan langkah-langkah penanggulangan, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker apabila bepergian, serta memperbanyak minum air putih.
Ia menjelaskan, bila terjadi peningkatan kasus penderita ISPA, pneumonia, konjungtivitis, dan diare di daerah, pihaknya meminta kepada surveilans kesehatan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat. (*)
Baca juga: Ttitik panas melonjak di Sumatera jadi 192, Riau terbanyak dengan 156 titik
Baca juga: Tak ada kompromi, polisi buru pelaku Karhutla perorangan dan korporasi
Berita Terkait
Mitigasi penanggulangan bencana kebakaran di Padang
Kamis, 25 April 2024 16:19 Wib
Polisi: 7 korban tewas kebakaran ruko Mampang ditemukan satu ruangan
Jumat, 19 April 2024 9:28 Wib
Satpol PP Damkar Agam tangani tiga kasus kebakaran selama libur Idul Fitri
Rabu, 17 April 2024 12:58 Wib
Seorang remaja jadi korban kebakaran di Lasi Agam
Jumat, 12 April 2024 17:43 Wib
Gedung LBH-YLBHI terbakar, enam unit damkar dikerahkan
Senin, 8 April 2024 6:24 Wib
Sebuah kapal BBM terbakar di Pelabuhan Marunda
Selasa, 2 April 2024 13:31 Wib
Polisi dalami kasus ledakan kapal di bawah jembatan Ampera
Selasa, 2 April 2024 9:05 Wib
Panglima TNI: Presiden Jokowi telah beri arahan soal kebakaran gudang amunisi
Minggu, 31 Maret 2024 14:14 Wib