Wisman ke Sumbar lebih banyak ketimbang data BPS

id pariwisata sumbar,PHRI,kunjungan wisata sumbar,BPS

Wisman ke Sumbar lebih banyak ketimbang data BPS

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sumbar Hendri Agung Indrianto mendampingi tim kementerian pariwisata Tazbir dan Ketua PHRI Maulana Yusran. (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) ke Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan jauh lebih tinggi dari pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu rata-rata 50 ribu per tahun, karena banyak tidak tercatat.

"Kalau kita kumpulkan semua, kemungkinan dalam setahun itu wisman yang datang bisa 100 ribu orang," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Maulana Yusran di Padang, Senin.

Menurutnya data yang dicatat BPS hanya wisman yang turun dari penerbangan langsung di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sementara dari pintu lain seperti darat dan laut tidak terdata.

Padahal wisatawan asing yang masuk lewat penerbangan dari bandara lain seperti dari Bali atau Jakarta, lewat jalur darat dan laut jumlahnya cukup signifikan.

Dari laut misalnya cukup banyak wisatawan yang datang untuk surfing di Mentawai dari Bali, bahkan dari Aussie.

Hal itu menunjukkan pariwisata di Sumbar cukup bisa menarik wisman. Saat ini memang 90 persen masih ke Mentawai, tetapi ke depan bisa dikembangkan ke daerah lain di Sumbar.

Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sumbar, Hendri Agung Indrianto menyebut pasar Eropa merupakan pasar potensial, karena secara nasional kunjungan mereka ke Indonesia cukup tinggi.

Ditambah lagi Kementerian Pariwisata fokus untuk melakukan kegiatan pemasaran di negara-negara Eropa.

"Sumbar juga harus bisa menarik wisatawan asal Eropa ini untuk berkunjung ke Ranah Minang," katanya.

Selama ini wisatawan Eropa yang datang ke Sumbar didominasi Inggris, Perancis dan Jerman dengan rata-rata sejak 2016 sekitar 1.060 orang pertahun.

"Padahal kita punya segala potensi alam, kekayaan budaya serta kuliner yang lezat. Harusnya hal ini menjadi daya tarik tersendiri yang bisa kita jual kepada masyarakat luar," ujarnya.

Menurutnya ada beberapa hal yang bisa sikapi diantaranya paket wisata dari travel operator yang belum tematik, masih kurangnya akomodasi di daerah tujuan wisata serta masih terbatasnya direct flight ke Sumbar.

"Membenahi ini kemungkinan bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari Eropa," ujarnya.