Jika persaudaraan pernah putus karena sebab apapun, Idul Fitri ajang kembali jalin silaturahim, kata MUI

id Idul Fitri,Momentum silaturrahmi

Jika persaudaraan pernah putus karena sebab apapun, Idul Fitri ajang kembali jalin silaturahim, kata MUI

MUI (ANTARA News)

Jakarta, (ANTARA) - Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, Idul Fitri merupakan momentum untuk kembali menjalin silaturahim yang pernah terputus baik karena jarak, karena kesalahpahaman, karena pemilu dan karena sebab apapun.

"Hakekat Idul Fitri adalah kesediaan kita untuk berbagi, berbagi permaafan sebelum orang memintanya. Saling memaafkan adalah kunci untuk merajut tali silaturahmi," katanya melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, hakekat silaturahmi adalah menyambungkan tali persaudaraan yang pernah terputus karena sebab apapun.

"Kita wajib menyambung kembali untuk mewujudkan persaudaraan sejati, tanpa iri dan caci maki," tambah Asrorun.

Ia mengajak umat Islam memperkokoh persaudaraan, baik persaudaraan sesama umat (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwuh wathaniyyah) maupun persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah Insaniyah).

"Tidak ada lagi sekat yang memisahkan, terutama faktor psikologis akibat sisa-sisa pemilu. Saatnya merajut kebersamaan untuk kemaslahatan bersama. Kerugian bangsa lain yang pecah akibat konflik harus dijadikan pelajaran berharga agar kita tidak jatuh pada kondisi yang sama," tambahnya.

Selain itu juga diimbau khatib Idul Fitri dalam khutbahnya untuk mendoakan kedamaian dan kemaslahatan bangsa serta tetap terpeliharanya keamanan, kenyamanan, dan jauh dari rasa permusuhan yang bisa mengoyak kebersamaan sebagai bangsa.

"Kami harapkan para khatib menyelipkan doa dalam khutbahnya, untuk kedamaian dan kemaslahatan bangsa," kata Asrorun.

Selain itu, diharapkan juga agar mendoakan para pemimpin bangsa terus diberi kekuatan untuk membangun bangsa serta para elitnya diberi kekuatan untuk membangun kebersamaan dan menahan diri dari perpecahan. (*)