Nagari binaan perantau di Sumbar berpeluang kurangi pengangguran

id nagari binaan perantau,sumbar,pengangguran

Nagari binaan perantau di Sumbar berpeluang kurangi pengangguran

Kepala Biro Kerja Sama Pembangunan dan Rantau, Luhur Budianda. (FOTO ANTARA / Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Nagari atau desa binaan perantau di Sumatera Barat berpotensi untuk membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat hingga bisa mengurangi pengangguran di daerah.

"Banyak bidang yang bisa dikembangkan dengan pola kerjasama antara nagari dengan perantau. Potensinya besar untuk mengurangi penangguran," kata Kepala Biro Kerja Sama Pembangunan dan Rantau Sumbar, Luhur Budianda di Padang, Senin.

Bidang yang bisa dikembangkan di antaranya perdagangan komoditas pertanian, pariwisata, industri kerajinan, hingga industri kuliner khas daerah seperti rendang.

"Masing-masing nagari bisa fokus untuk mengembangkan satu produk, terserah apa saja. Namun harus ada dukungan penuh dari organisasi perantau," kata dia.

Luhur menyebut saat ini sebanyak 19 kabupaten dan kota di Sumbar memiliki satu nagari atau desa binaan perantau yang ditetapkan melalui SK Gubernur Nomor 400 - 144 - 2018 masing-masing Nagari Sungayang Tanah Datar, Nagari Sungai kamuyang Limapuluh Kota, Nagari IV Koto Pulau Punjung Dharmasraya, Nagri Lawang Kabupaten Agam.

Kemudian Nagari Gonggo Mudiak Pasaman, Nagari III Koto Aur Malintang Selatan Padang Pariaman, Nagari Kambang Barat Pesisir Selatan, Nagari Aur Kuning Pasaman Barat dan Nagari Sulit Air Kabupaten Solok.

Lalu, Nagari Lubuk Tarok Sijunjung, Sangir Kunyit Barat Solok Selatan, Desa Tua Pejat Mentawai, Kelurahan Batang Arau Kota Padang, Kelurahan Aur Kuning Bukittinggi, Kelurahan Tnah Garam Solok, Kelurahan Sungai Durian Kota Payakumbuh, Desa Silungkang Tigo, Desa Kurai Taji Kota Pariaman, dan Kelurahan Ekor Lubuk Kota Padang Panjang.

Hanya saja, menurut Luhur, belum semua nagari itu yang memperlihatkan perkembangan yang berarti karena butuh keseriusan pemerintah nagari, masyarakat dan dukungan penuh organisasi perantau.

"Kita realistis saja. Dari 19 nagari binaan itu kemungkinan hanya setengahnya yang bisa terus berkembang. Dari setengah itu mungkin hanya setengahnya pula yang berhasil. Namun itu tidak masalah," katanya.

Meskipun hanya satu atau dua nagari binaan yang berhasil, itu sudah cukup untuk menjadi percontohan bagi nagari-nagari lain di Sumbar.

Ia menyebut potensi perantau dan keturunan Minang di dunia sangat luar biasa, karena jumlahnya diperkirakan tiga kali lipat dari jumlah penduduk Sumbar yang saat sebanyak lima juta orang.

"Prediksi kita jumlah perantau dan keturunan Minang mencapai 15 juta orang. Potensinya saat besar jika bisa dikelola dengan baik," katanya.