Puluhan rumah di Nagari Kiawai Pasaman Barat terancam ambruk masuk sungai

id Sungai Batang Kenaikan

Puluhan rumah di Nagari Kiawai Pasaman Barat terancam ambruk masuk sungai

Jajaran Pemerintah Kecamatan Gunung Tuleh dan Polsek Gunung Tuleh meninjau lokasi yang ambruk akibat gerusan air Sungai Batang Kenaikan yang mengancam puluhan rumah ambruk. (Antara Sumbar/Altas Maulana)

Simpang Empat, (ANTARA) - Puluhan rumah di Jorong Sudirman, Nagari Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terancam ambruk masuk sungai akibat gerusan air yang meruntuhkan tebing di sekitar lokasi itu.

Saat ini beberapa rumah masyarakat hanya berjarak sekitar 10 meter dari tebing sungai.

"Gerusan air sungai Batang Kenaikan mengakibatkan tebing di Kampung Koto Dalam, Jorong Sudirman runtuh dan mengancam rumah yang ada di dekatnya," kata Camat Gunung Tuleh, Randy Hendrawan di Simpang Empat, Jumat.

Ia mengatakan ancaman aliran sungai itu semakin parah sejak banjir besar pada April 2019.

Dari pantauan saat ini empat unit rumah masyarakat hanya berjarak beberapa meter dari tebing sungai.

Bahkan saat volume air naik kondisi tebing terus roboh dan semakin dekat dengan rumah masyarakat.

Jika kondisi ini dibiarkan besar kemungkinan puluhan rumah masyarakat di kawasan padat penduduk itu akan terancam amblas.

Sebab kontur tanah pada bagian tebing sangat labil ditambah dengan hantaman aliran sungai yang sangat kuat.

"Beberapa waktu lalu kita sempat menyarankan warga untuk menempati rumah kerabat yang aman karena khawatir rumah mereka roboh dan memakan korban jiwa," ujarnya.

Setelah melakukan peninjauan pada Kamis (16/5) pihaknya berharap Balai Wilayah Sungai bisa mengambil tindakan cepat baik berupa normalisasi atau pembuatan penahan tebing sungai.

"Masyarakat sekitar saat ini sudah mulai khawatir dan takut menempati rumah mereka. Sebab sebagai daerah yang dekat dengan pegunungan tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir bandang atau bertambahnya debit air dalam waktu singkat," ujarnya.

Salah seorang warga Rudi (40) meminta Pemerintah Provinsi Sumbar atau pemerintah pusat memberikan perhatian khusus terhadap hal itu.

"Jika dibiarkan berlama-lama bisa dipastikan perkampungan mereka akan terbawa arus sungai," katanya. (*)