Kolang-kaling, usaha musiman yang menjanjikan

id Kolang Kaling,Usaha Musiman,Ramadhan

Kolang-kaling, usaha musiman yang menjanjikan

Pekerja mengupas kolang-kaling di Jorong Baruh Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar, Rabu (24/4) (Antara Sumbar/Etri Saputra)

Batusangkar  (ANTARA) - Masyarakat di Nagari Baruah Bukik Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mulai menekuni pengolahan kolang-kaling menjelang bulan Ramadhan tahun ini.

Buah berbentuk lonjong bening itu banyak diburu warga sebagai salah satu bahan untuk membuat kolak yang membuta permintaannya ketika Ramadhan meningkat.

Aljafri, pengusaha kolang-kaling di Nagari Baruah Bukik, Kecamatan Sungayang, Rabu, mengaku telah mulai menekuni pengolahan buah aren itu sejak 15 hari lalu untuk mempersiapkan banyaknya permintaan warga pada bulan Ramadhan tiba.

Menurutnya pembuatan kolang-kaling menjelang Ramadhan adalah sebuah usaha yang sangat menjanjikan, terutama bagi pengusaha musiman yang biasa aktif menggeluti usaha itu saat di Ramadhan saja.

Karena memberikan keuntungan, usaha pengolahan kolang-kaling membuka peluang usaha bagi ibu rumah tangga, sehingga juga memberikan dampak posistif bagi ekonomi masyarakat. Harga kolang-kaling tersebut bervariasi, tergantung berapa banyak pesanan dan stoknya.

Sebelum dipasarkan, kolang-kaling perlu diolah dengan beberapa tahap, seperti direbus selama empat jam kurang lebih, pencongkelan dari kulitnya setelah direbus, dan kemudian direndam sampai siap dijual.

"Pengolahan dari awal hingga siap dijual dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga," katanya.

Ia mengatakan pengolahan kolang-kaling di daerahnya sudah berjalan turun temurun sejak puluhan tahun lalu. Bahkan buahnya dikirim sampai ke provinsi tetangga yaitu Jambi dan Riau.

"Buah kolang-kaling dari sini dikirim sampai ke Jambi, Riau dan Kota Padang. Karena sebagian warga di sini sudah memproduksi kolang-kaling secara terus menerus. Hanya saja di bulan Ramadhan orang yang memproduksi lebih banyak," ujarnya.

Sementara salah seorang pekerja, Upik mengatakan pekerjaan membelah buah kolang-kaling ini sudah biasa dilakukannya karena sudah menjadi kerja musiman bagi ibu-ibu di daerah itu.

Dalam sehari, ia mampu mencongkel buah kolang-kaling yang telah direbus sebanyak 20 kilogram. Seandainya yang mengerjakannya satu keluarga ibu dan anak akan menghasilkan upah yang lumayan.

Pengusaha kolang -kaling banyak dilakukan oleh warga setempat karena sudah menjadi turun temurun dari nenek moyang.

"Banyaknya tergantung dari buah itu sendiri, kalau kulitnya tipis mungkin agak lebih cepat. Kalau tebal akan menjadi sulit," ujarnya.