Padang (ANTARA) - Guru besar Ilmu Budi Daya Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Reni Mayerni mengemukakan tanaman rami atau Boehmeria nive(L.) Gaud dapat menjadi tanaman serat alternatif di Sumatera Barat untuk mengurangi ketergantungan terhadap kapas sebagai bahan baku utama tekstil.
"Penggunaan serat alam dapat diambil dari rami karena karakteristiknya hampir menyerupai kapas dan dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil," kata dia di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu pada orasi ilmiah pengukuhan guru besar dengan judul Potensi Pengembangan Rami Sebagai Tanaman Serat Alternatif di Sumatera Barat.
Menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlag penduduk terbanyak di dunia pertambahan penduduknya sehingga industri tekstil mengalami pertumbuhan pesat.
"Akan tetapi yang terjadi di lapangan saat ini produksi dan produktivitas tanaman kapas terus turun, pada 2015 total produksi kapas 1.712 ton dan 2016 turun jadi 695 ton sehingga harus diimpor," katanya.
Ia menyampaikan serat rami mempunyai kekuatan yang lebih baik dibanding kapas , tidak mudah putus dan lebih panjang.
"Serat rami memiliki ciri khusus yaitu tampilan mengkilap, terasa sejuk dipakai di hari panas, tahan jamur dan cocok dikembangkan di daerah tropis," ujarnya.
Selain itu tanaman rami tidak memiliki syarat yang rumit karena mudah tumbuh di mana saja serta daya adaptasi yang tinggi walau di tanah kurang subur atau kurang air.
"Bahkan, rami juga tumbuh dengan baik di lahan gundul atau lereng ketinggian dengan kemiringan besar," kata dia.
Tidak hanya itu semua bagian rami dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, kulit batang, dan sampai pucuk daun sehingga potensinya sebagai komoditas ekspor dapat mengganti kebutuhan serat kapas dalam negeri.
Reni menyampaikan pihaknya sudah mencoba budi daya rami di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unand dengan menanam lima klon rami yang mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada ketinggian lahan 350 meter diatas permukaan laut.
"Klon yang mampu tumbuh tersebut yaitu Indochina , Padang 3, Ramindo 1, Lembang A," ujarnya
Ia juga menemukan penanaman rami lebih hemat lahan dibandingkan kapas sehingga produktivitas per hektare lebih tinggi dari kapas dengan perbandingan 5,65 banding satu karena rami dapat dipanen lima sampai enam kali dalam setahun.
"Jika siklus panen tanaman kapas hanya sekali per musim, rami yang berumur tujuh tahun akan terus berproduksi dan panen 50 hingga 60 hari secara berkelanjutan," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Klasemen Liga Italia: Inter juarai Serie A, Roma gagal tembus 4 besar
Selasa, 23 April 2024 9:29 Wib
Erick puji kerja keras timnas yang lolos ke 8 besar Piala Asia U-23
Senin, 22 April 2024 5:15 Wib
Daftar tujuh negara yang lolos ke perempat final Piala Asia U-23
Senin, 22 April 2024 5:14 Wib
Juaeai All England dan Kejuaraan Asia bawa Jonatan ke tiga besar dunia
Sabtu, 20 April 2024 18:33 Wib
Gubernur Mahyeldi Tegaskan Penyempurnaan Nama Masjid Raya sebagai Wujud Penghargaan atas Jasa Besar Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi
Jumat, 19 April 2024 6:24 Wib
Buka Musrenbang Terintegrasi, Gubernur Mahyeldi Jabarkan Delapan Langkah Utama Mewujudkan Mimpi Besar Sumbar 2045
Jumat, 19 April 2024 6:21 Wib
BMKG ingatkan risiko hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia
Rabu, 17 April 2024 5:29 Wib
Unand datangkan 35 profesor dari berbagai kampus terkemuka dunia
Selasa, 16 April 2024 15:06 Wib