BPBD Sumbar sosialisasi rumah tahan gempa

id bangunan tahan gempa,BPBD Sumbar

BPBD Sumbar sosialisasi rumah tahan gempa

Kalaksa BPBD Sumbar E. Rahman. (Istimewa)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat menyiapkan sosialisasi desain rumah murah tahan gempa kepada masyarakat untuk mengantisipasi banyaknya korban jiwa jika terjadi bencana.

"Sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Sumbar punya penelitian rumah tahan gempa dengan biaya murah. Kami akan bekerja sama dengan mereka untuk sosialisasi pada masyarakat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, E. Rahman di Padang, Senin.

Ia mengatakan itu terkait guncangan gempa yang kerap terjadi di Sumbar beberapa hari terakhir. Bahkan Minggu (5/8) BMKG mencatat tujuh kali guncangan gempa dengan kekuatan bervariasi, terbesar 5,6 Skala Richter.

Sosialisasi itu akan dilakukan secara berjenjang sesuai fungsi dan tugas BPBD provinsi dan kabupaten/kota.

BPBD provinsi menfasilitasi kegiatan sosialisasi dengan menghadirkan narasumber berkompeten. Pesertanya, anggota BPBD kabupaten dan kota.

Nanti BPBD kabupaten dan kota mensosialisasikan langsung kepada masyarakat di daerah masing-masing.

Desain rumah yang disosialisasikan itu tidak hanya harus tahan gempa, tetapi juga harus bisa dibangun dengan biaya yang relatif murah sehingga masyarakat kurang mampu dapat memanfaatkannya.

Kendala selama ini, bangunan tahan gempa butuh biaya lebih mahal daripada rumah biasa, sehingga sangat sedikit masyarakat yang bisa membangun berdasarkan desain itu.

Bangunan yang dipastikan dibangun dengan desain tersebut hanya bangunan milik pemerintah yang terikat Peraturan Gubernur (Pergub) yang diterbitkan pascagempa.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menyebutkan evaluasi gempa Solok yang menewaskan satu orang warga, struktur bangunan masyarakat di Sumbar sangat tidak ramah gempa.

Hal itu dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab banyaknya korban yang terhimpit bangunan jika gempa besar terjadi.

Sumbar memiliki potensi tinggi untuk bencana gempa bumi. Selain gempa yang bersumber dari pergeseran patahan lempengan di laut, juga ada potensi gempa tektonik dengan dua gunung api di daerah itu. (*)