Kejar target kunjungan 17 juta wisman, Kemenpar beri insentif khusus tiga marketing

id Arief Yahya

Kejar target kunjungan 17 juta wisman, Kemenpar beri insentif khusus tiga marketing

Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Antara)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menerapkan tiga program khusus berupa terobosan yaitu insentif kepada airlines/wholesaler, Hot Deals Visit Wonderful Indonesia, dan CDM (Competing Destination Model) untuk mengejar target kunjungan 17 juta wisman tahun ini.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Kamis, mengatakan dalam mengejar target 17 juta kunjungan mancanegara (wisman) pada 2018 pihaknya menerapkan program khusus.

"Dengan rata-rata jumlah kunjungan wisman sebesar 1,25 juta perbulan menunjukkan bahwa akhir tahun ini akan diperoleh 15 juta wisman, sehingga perlu tambahan 2 juta wisman untuk mencapai target 17 wisman pada 2018," katanya.

Maka untuk mendapatkan tambahan 2 juta wisman pihaknya melakukan tiga program terobosan marketing khusus dengan memberikan insentif kepada airlines/wholesaler, Hot Deals Visit Wonderful Indonesia, dan CDM (Competing Destination Model).

Menpar Arief menjelaskan dari tiga program terobosan Kemenpar itu diproyeksikan akan diperoleh tambahan sekitar 1,95 juta wisman hingga akhir tahun ini, sehingga masih dibutuhkan tambahan 50.000 wisman.

"Proyeksi tambahan 1,95 juta ini sebagai target realistik yang akan kita capai meski di bawah target optimistis yang kita tetapkan,¿ kata Menpar Arief.

Ia memberi contoh untuk program insentif airlines/wholesaler target optimistis yang ditetapkan sebesar 1 juta wisman, namun hasil pembicaraan dengan pelaku bisnis (airlines/wholesaler) sebanyak 750 ribu wisman.

"Untuk program insentif target realistisnya sebesar 700 ribu wisman," katanya.

Sementara untuk target program Hot Deals Visit Wonderful Indonesia ditetapkan sebesar 2,5 juta wisman, terdiri dari Paket Hot Deals Great Kepri 500 ribu wisman; Paket Hot Deals Great Jakarta 1 juta wisman; dan Paket Hot Deals Great Bali 1 juta wisman.

Dengan angka target realistis sebesar 750 ribu dan target program CDM 1 juta diproyeksikan akan diperoleh angka riil sebesar 500.000 wisman.

Kemenpar juga fokus pada masalah akses pariwisata khususnya Terminal Low Cost Carrier (LCCT).

Menurut Arief, terminal LCC (LCCT) paling tepat karena pertumbuhan trafiknya di atas 20 persen dan sejalan dengan target pertumbuhan pariwisata 21 persen.

"Sedangkan kalau mengandalkan Terminal Full Service Carrier (FSCT) pertumbuhannya di bawah 5 persen sehingga sulit diandalkan untuk mencapai target pariwisata,¿ kata Menpar Arief.

Seperti diketahui, program kerja sama promosi dengan airlines dan wholesaler sangat strategis dalam mendatangkan wisman karena 75 persen wisman yang datang ke Indonesia melalui konektivitas udara (airlines) baik regular maupun chartered flight.

Selain itu pola pembelian paket wisata ke Indonesia dilakukan melalui wholesaler dan

retailers, bahkan pada pasar tertentu pembelian paket wisata melalui wholesaler sangat dominan.

Promosi terpadu dilaksanakan bersama dalam bentuk sales mission, trade show, festival, fam trip, publikasi, dan pemberian insentif.

Sementara program Hot Deals, yakni program untuk mengoptimalkan kapasitas yang tidak terpakai diutamakan pada tiga pintu masuk utama yaitu Great Bali (40 persen), Great Jakarta (30 persen), dan Great Kepri (20 persen).

Ketika "idle capacity" pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, atau disebut "more for less tourism".

"Karena itu, program Hot Deals menjadi hal yang atraktif dan kompetitif dalam meningkatkan kunjungan wisman. Paket Hot Deals diproyeksikan akan dapat menambah 2,5 juta wisman pada 2018," katanya.

Sementara Competing Destination Model (CDM) adalah metode yang dilakukan penyedia platform data "driven marketing" dalam mengarahkan calon wisman yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi tertentu.

Dengan CDM memungkinkan mengambil data travellers dari berbagai sumber online; profiling, dan segmentasi data travellers, lalu menargetkan travellers tersebut dengan kampanye iklan yang sesuai target dan kebutuhan. (*)