Muzni mengaku kecolongan atas peristiwa pembunuhan di Kawasan Saribu Rumah Gadang

id Kawasan Saribu Rumah Gadang,Pembunuhan di Kawasan SRG,Ikon pariwisata Solok Selatan,Muzni Zakaria

Muzni mengaku kecolongan atas peristiwa pembunuhan di Kawasan Saribu Rumah Gadang

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria. (ANTARA SUMBAR/Joko Nugroho)

Kita kecolongan dengan pembunuhan ini karena terjadi di dalam objek wisata  yang sedang populer
Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat, mengatakan keamanan di lokasi wisata harus ditingkatkan untuk menjaga kenyamanan pengunjung serta memberikan keamanan bagi masyarakat disekitarnya.

"Polisi Pamong Praja harus melakukan patroli setiap dua jam di lokasi wisata. Jangan hanya satu kali sehari. Ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan," katanya di Padang Aro, Selasa.

Menurutnya peristiwa pembunuhan di kawasan Saribu Rumah Gadang, Nagari Kota Baru, bisa jadi pelajaran bagi pemerintah, sebab ini terjadi di lokasi wisata unggulan Solok Selatan.

"Kita kecolongan dengan pembunuhan ini karena terjadi di dalam objek wisata yang sedang populer," katanya.

Oleh sebab itu, ia memerintahkan Pol PP untuk patroli setiap dua jam di sekitar destinasi Saribu Rumah Gadang karena di sana juga padat penduduk. "Masalah anggaran bisa dibicarakan," ujarnya.

Selain itu pemerintah setempat mendorong masyarakat untuk membudayakan hidup bersih dan sehat terutama di lokasi wisata.

"Kebersihan bukan hanya tanggungjawab dinas terkait saja tapi semua masyarakat sehingga ini harus dibudayakan," ujarnya.

Sebelumnya Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Solok Selatan, Jon Kapi mengatakan pihaknya sudah sering menyosialisasikan budaya buang sampah di tempatnya.

Tetapi, imbuhnya sampai saat ini kesadaran masyarakat masih jauh dari kata peduli seperti buang sampah sembarangan dan sebagian besar mereka hanya mengandalkan petugas kebersihan yang jumlahnya terbatas.

Dia mengatakan Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tugas petugas kebersihan melainkan tanggung jawab bersama.

Sekarang tenaga kontrak daerah khusus kebersihan hanya 59 orang dan PNS sebanyak 37 orang dan disebar di dua lokasi yakni Sangir dan Muaralabuh.

Sedangkan sarana pendukung juga belum memadai seperti amrol baru tiga unit dari 15 unit yang dibutuhkan, selanjutnya truk pengangkut baru satu unit dan idealnya lima unit kebutuhan.

"Dengan kondisi saat ini kesadaran masyarakat untuk ikut berperan serta dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting," ujarnya. (*)