50 persen aktivitas LGBT dilakukan di kos

id LGBT di Sumbar,Aktivitas LGBT di Kos

50 persen aktivitas LGBT dilakukan di kos

Presentasi Hasil penelitian yang dilakukan Perhimpunan Konselor VCT dan HIV AIDS Indonesia di Sumatera Barat tentang LGBT di Padang, Senin (23/4). (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Hari ini aktivitas lelaki penyuka sesama jenis lebih sulit dideteksi, kalau dulu datang saja ke pub tertentu, sekarang mereka lebih menutup diri
Padang, (Antaranews Sumbar) - Hasil penelitian Perhimpunan Konselor VCT dan HIV AIDS Indonesia di Sumatera Barat menemukan 50 persen aktivitas seksual pelaku lesbian gay biseksual trangender (LGBT) khususnya hubungan lelaki sesama lelaki dilakukan di tempat kos.

"Hari ini aktivitas lelaki penyuka sesama jenis lebih sulit dideteksi, kalau dulu datang saja ke pub tertentu, sekarang mereka lebih menutup diri," kata Konselor Perhimpunan Konselor VCT dan HIV AIDS Indonesia, Sumatera Barat, Alfikri di Padang, Senin.

Menurutnya setelah tempat kos lokasi yang paling sering dijadikan tempat berhubungan adalah hotel, wisma dan rumah orang tua.

"Frekuensi hubungan seksual pria penyuka sesama jenis tersebut sebanyak 49 persen intensitasnya sekali sepekan," lanjut dia.

Kemudian untuk pekerjaan juga beragam mulai dari PNS, wiraswasta, karyawan swasta hingga mahasiswa.

Ia menyampaikan riwayat seseorang menjadi penyuka sesama jenis sebanyak 14 persen disebabkan pernah disakiti dan dikecewakan lawan jenis,13,8 persen berada di lingkungan komunitas LGBT,.

Kemudian, 12,9 persen dirayu oleh pelaku LGBT, 8,2 persen pernah disodomi waktu kecil dan ada 5,5 persen dididik tidak sesuai dengan gender misalnya memberi boneka pada laki-laki.

"Dari data ini mengisyaratkan saat ini menjaga anak laki-laki sama sulitnya dengan menjaga anak perempuan," katanya.

Selanjutnya ia memaparkan para penyuka sesama jenis di Sumbar sebanyak 58,7 persen mencari pasangan pria lewat media sosial dan 21,7 persen berdasarkan rekomendasi dari teman komunitas.

"Media yang paling banyak dipakai facebook 41,8 persen, whatsapp 18,9 persen, twitter 6,6 persen, wechat 18,9 persen dan lain-lain 13,8 persen," kata dia.

Ia memberika rekomendasi sudah saatnya pendidikan seks dilakukan sejak dini yaitu SD dan memberikan penekanan siapa pun tidak boleh memegang alat vital baik laki-laki maupun perempuan.

"Pengawasan orang tua juga harus diperkuat khususnya terhadap penggunaan media daring bagi anak," katanya.

Ia menambahkan survei dilakukan terhadap 150 responden pelaku LGBT pada Februari hingga April 2018 di empat daerah di Sumbar yaitu Padang, Bukittinggi, Solok, dan Kabupaten Solok.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan terdapat 10.376 kasus HIV baru pada periode Januari sampai Maret 2018 di Sumbar dengan persentasi lelaki suka lelaki sebesar 28 persen.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan perlu diklarifikasi bahwa data yang disampaikan tersebut baru estimasi, bukan angka yang sebenarnya.

"Sumbar dikenal dengan daerah agama yang menolak keras LGBT, namun di sini ternyata ada ini menjadi persoalan tersendiri, katanya.

Ia mengajak semua pihak serius menyikapinya tanpa kecuali harus bahu membahu terlibat termasuk para orang tua.