Ajakan SBY kepada pengusaha pemula

id Susilo Bambang Yudhoyono

Ajakan SBY kepada pengusaha pemula

Presiden ke-6 RI. ( ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak ratusan pengusaha pemula atau "startup" untuk tetap optimistis menghadapi geliat ekonomi bangsa di masa mendatang.

"Memang benar, ekonomi sekarang ini melambat. Hanya tumbuh lima persen, turun dibanding saat dulu saya memegang amanah, ekonomi kita menguat di enam persen. Meski begitu, kita tak perlu pesimis, kita pernah mengalami krisis yang lebih berat dan kita berhasil melaluinya," kata Susilo Bambang Yudhoyono dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Pernyataan SBY tersebut disampaikan di hadapan pengusaha pemula di Sragen, Jawa Tenggah, Kamis (5/4) malam.

Lebih lanjut, SBY mengaku kurang sependapat dengan rumor Indonesia bubar pada 2030, malah menurutnya, pada tahun tersebut ekonomi negara akan semakin menguat.

Optimisme itu disampaikan SBY menjawab kekhawatiran ratusan siswa dan alumni Sekolah Bisnis Sragen (SBS), akan kondisi ekonomi bangsa saat ini. Ditambah lagi beberedarnya rumor bangsa besar ini diramalkan akan bubar 12 tahuh lagi.

Pada silaturrahmi "Tour de Jatim Partai Demokrat" itu, SBY memotivasi para pebisnis pemula untuk selalu optimistis dan berjuang pantang menyerah. Ia kemudian bercerita tentang perjuangan bangsa ini dalam meningkatkan ekonomi.

SBY mengatakan, Indonesia pernah dihantam krisis yang luar biasa pada 1998. Mulai dari krisis ekonomi, politik, sosial, keamanan, hukum sampai hubungan internasional. Indonesia diramalkan akan jadi negara gagal dan akan lenyap dari peta dunia.

"Nyatanya, sejarah mencatat Indonesia bukan hanya bisa mengatasi masalah-masalah itu, tapi ekonomi bangsa tumbuh lebih maju lagi. Bahkan, 10 tahun setelah itu, kita berhasil masuk dalam G20, kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia," ujar SBY.

Pendapatan perkapita rakyat Indonesia juga melonjak tajam pada masa itu. Di tahun 2005, pendapatan masyarakat rata-rata hanya 1.100 Dolar AS per tahun, 10 tahun kemudian, jumlah itu meningkat 400 persen menjadi 3.760 Dolar AS pertahun.

"Keberhasilan itu, tidak akan terjadi tanpa izin dan pertolongan Allah. Serta berkat kerja keras pemerintah, baik itu pimpinan negara, para menteri, pimpinan BUMN, maupun pimpinan dunia usaha, bahkan para pemred-pemred media massa," kata SBY.

Menurut SBY, ekonomi bangsa bisa kembali menguat andai pemerintah menjaga tren pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang dulu berhasil mengangkat perekonomian bangsa.

"Terserahlah jika nama program yang dulu itu diubah, tetapi yang penting apa yang sudah baik itu hendaknya dilanjutkan. Kebijakan-kebijakan pro-rakyat harusnya tetap dijalankan agar ekonomi kita bisa terus tumbuh," katanya.

Jika ekonomi tumbuh kuat, kata SBY, pendapatan rakyat akan membaik, daya beli menjadi tinggi, dan masyarakat akan mengonsumsi makanan yang berkualitas. Dampaknya bisnis restoran atau produsen makanan pasti akan menggeliat.

"Hal serupa juga terjadi pada bisnis energi, jasa pariwisata, pokoknya bisnis sektor rill akan meningkat dengan signifikan. Syaratnya pertumbuhan ekonomi harus terjaga," katanya.

Sementara, bagi pebisnis pemula, SBY mengharap jangan cepat patah arang. Meski ekonomi sedang sulit, tetapi bukan berarti usaha kecil dan menengah tak bisa tumbuh dengan pesat.

"Ini pesan seorang kakak kepada adik-adiknya, jadikan kesulitan ini sebagai opportunity, peluang. Saat krisis ekonomi dulu, ketika perusahaan besar kolaps, UMKM ini tetap bertahan. Sekarang juga harus demikian, jangan pantang menyerah mengejar kesuksesan," ujarnya. (*)