Sepak bola - Ponaryo harap ekspos media soal Egy Maulana merintis karir di Eropa tidak berlebihan

id Ponaryo Astaman

Sepak bola - Ponaryo harap ekspos media soal Egy Maulana merintis karir di Eropa tidak berlebihan

Mantan pesepak bola nasional Ponaryo Astaman. (cc)

Bagi Egy, saya pikir bukan lihat timnya ya, tapi harus lihat jam dia bermain. Jika dia bergabung dengan tim kecil tapi bermain reguler menurut saya akan membantu karirnya, dibanding dia dikontrak tim besar namun harus menjadi cadangan
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Mantan pesepak bola nasional Ponaryo Astaman mengharapkan pemberitaan soal pemain muda Indonesia Egy Maulana Vikri yang tengah merintis karir di Eropa, secara wajar.

"Saya justru pesannya buat media, jangan terlalu ekspos secara berlebihan, karena semakin besar pemberitaan, ekspektasi masyarakat juga akan makin besar dan kemungkinan beban untuk sang pemain semakin besar pula dan ketika meleset sedikit malah gak baik buat Egi," kata Ponaryo saat ditemui di Jakarta, Selasa malam.

Yang diperlukan saat ini oleh Egy, kata Ponaryo, adalah dukungan sepenuh hati tanpa memberikan ekspos yang terlalu berlebihan.

Adapun bagi Egy sendiri, mantan kapten tim nasional Indonesia ini, berpesan agar sang pemain mempergunakan kesempatan bermain dengan iklim sepak bola Eropa dengan sebaik-baiknya.

"Bagi Egy, saya pikir bukan lihat timnya ya, tapi harus lihat jam dia bermain. Jika dia bergabung dengan tim kecil tapi bermain reguler menurut saya akan membantu karirnya, dibanding dia dikontrak tim besar namun harus menjadi cadangan," kata dia.

"Karena yang diperlukan kan pengalaman bertanding, itu yang bikin maju, gimana caranya Egy dapat keaempatan bertanding sebanyak mungkin, itu yang paling penting," ujar Ponaryo yang juga merupakan General Manager Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) tersebut.

Egy sendiri, kini tengah menjadi "fenomena" dalam jagat sepak bola tanah air selepas pemain 17 tahun dari Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan tersebut menandatangani kontrak bersama klub kasta pertama liga Polandia (ektraklasa), Lechia Gdansk selama tiga tahun.

Egy sendiri, baru bisa bermain pada Juni mendatang setelah usianya menginjak angka 18 tahun. Akan tetapi, belum membuktikan kemampuannya untuk bersaing di Eropa, Egy hampir tiap hari mengisi kolom pemberitaan di semua lini media masa dengan "dibawa" oleh berbagai pihak.

"Memang kami lihat ini ada kerawanan, namun kami untuk bertindak melakukan perlindungan, itu belum cukup karena terbentur usia. Tapi kami melakukan pendampingan dengan pendekatan personal dengan berbagi pengalaman," kata Ketua APPI, Firman Utina.

"Dan kami meminta semua pihak tanpa terkecuali, termasuk media agar tidak membuat situasi Egy tidak nyaman," ujar Firman. (*)