Harga kopi arabika Sumbar terus meningkat, kata Gapperindo

id Irman

Harga kopi arabika Sumbar terus meningkat, kata Gapperindo

Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumatera Barat, Irman. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Tren harga kopi terus meningkat karena kenikmatan kopi dari Sumbar sudah terkenal di pasar nasional maupun internasional
Padang, (Antaranews Sumbar) - Harga kopi arabika di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan pada 2017 mencapai Rp70.000 per kilogram dari sebelumnya Rp60.000 pada 2016, kata Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) provinsi itu, Irman.

"Tren harga kopi terus meningkat karena kenikmatan kopi dari Sumbar sudah terkenal di pasar nasional maupun internasional," katanya di Padang, Rabu.

Untuk harga kopi robusta rata-rata Rp35.000 per kilogram, atau mengalami kenaikan sekitar lima sampai sepuluh persen dari 2016. Jenis ini memang lebih murah dari kopi arabika karena untuk ekspor konsumen lebih menyukai kopi arabika, kata dia.

Kopi arabika (coffea arabica) tumbuh di ketinggian 700 sampai dengan 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan untuk kopi robusta (coffea canephora) tumbuh di ketinggian 400 hingga 700 mdpl.

Ia menilai pada 2018 harga kopi di Sumbar cenderung meningkat lima sampai sepuluh persen dari sebelumnya, karena negara-negara lain sudah mengenal dan menyukai kopi dari daerah Minangkabau ini.

Kemudian khusus untuk kopi solok radjo harganya cukup bagus yakni Rp120.000 per kilogram, kopi di sumbar biasanya di ekspor ke Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah.

Ia menyebutkan daerah penghasil kopi arabica yakni Kabupaten Solok, Agam, Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman Barat.

Masing-masing daerah tersebut, ujar dia memiliki cita rasa yang berbeda. Misalnya sama-sama kopi arabica namun rasa dan aroma setiap daerah memiliki khas masing masing.

"Daerah kita kaya dengan sumber daya alam dan salah satunya kopi ini," tambahnya.

Sementara Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Akhirudin menyebutkan produksi kopi arabika dan robusta di Sumatera Barat pada 2016 mencapai 22.292 ton per tahun dengan luas tanam 32.461 hektare.

"Untuk produksi kopi arabika 12.044 ton sedangkan kopi robusta 10.288 ton," katanya.

Menurutnya untuk harga dan pasarnya, kopi arabika lebih menjanjikan. Misalnya untuk harga kopi arabika bisa tujuh Dollar Amerika, namun harga robusta bisa sepertiganya.

Untuk menjaga produksi dan kesuburan kopi, kata dia petani mesti memperhatikan pemupukan dan pemangkasan. Ada dua jenis pupuk untuk kopi, yakni organik dan non organik.

"Namun lebih diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos atau pupuk kandang," kata dia. (*)