Menanti lahirnya pemimpin terbaik di "Tanah Tabuik"

id Tabuik

Menanti lahirnya pemimpin terbaik di "Tanah Tabuik"

Pengambilan nomor urut calon Wali Kota Pariaman. Antara Sumbar/Zulfikar

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Sebanyak tiga pasang calon wali kota akan bertarung merebut suara sekitar 59 ribu pemilih di Kota Pariaman, Sumatera Barat atau "Tanah Tabuik" melalui pilkada pada 27 Juni 2018.

Tampil sebagai kandidat pertama yang mendaftar ke KPU pasangan Genius Umar dan Mardison Mahyuddin atau akrab disapa Gema yang merupakan perpaduan antara eksekutif dan legislatif.

Genius Umar merupakan wakil wali kota petahana yang mendampingi Wali Kota Mukhlis R sedangkan Mardison adalah Ketua DPRD Pariaman yang juga menjabat Ketua Golkar Kota Pariaman.

Dengan diusung lima partai politik, yaitu Golkar, PAN, PPP, PDI-P, dan PBB, serta PKB saat detik-detik akhir pencalonan ke KPU, pasangan ini merupakan kandidat yang paling banyak partai pengusung dengan kekuatan 11 kursi di DPRD.

Pasangan kedua yang bertarung di Pilkada Pariaman adalah Mahyuddin-Muhammad Ridwan, diusung PKS dan Gerindra dengan perolehan empat kursi di DPRD.

Dua nama ini merupakan perpaduan politikus senior dan politikus muda dari "Tanah Tabuik".

Sosok Mahyuddin bukan nama baru lagi karena sudah dikenal luas masyarakat Kota Pariaman mengingat ia pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Pariaman berpasangan dengan Nasri Nasar pada 2003-2008.

Menjelang akhir masa kepemimpinan, Wali Kota Nasri Nasar mengembuskan nafas terakhir sehingga posisi wali kota langsung digantikan oleh Mahyuddin yang merupakan wakilnya.

Setelah mengakhiri masa kepemimpinan yang tersisa, Mahyuddin kembali mengadu peruntungannya pada Pilkada Pariaman 2008 berpasangan dengan Firdaus Amin yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Pariaman.

Namun, Pilkada 2008 tersebut belum milik pasangan Mahyuddin-Firdaus Amin karena posisi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pariaman berhasil dimenangkan oleh Mukhlis Rahman dan Helmi Darlis.

Selanjutnya, pasangan ketiga yang ditetapkan oleh KPU, yaitu Dewi Fitri Deswita yang mengandeng pengusaha muda Minangkabau Pabrisal Asril.

Pasangan yang memiliki singkatan DP tersebut diusung oleh Partai Nasdem dan Hanura dengan perolehan empat kursi di DPRD.

Sosok Dewi Fitri Deswita merupakan Calon Wali Kota Pariaman perempuan pertama yang muncul ke gelanggang pesta demokrasi untuk bertarung pada pilkada, 27 Juni 2018.

Istri dari Syafinal Akbar yang merupakan Wakil Ketua DPRD Pariaman periode 2014-2019 tersebut, merupakan seorang developer, pengusaha, sekaligus Ketua DPC Partai NasDem Kota Pariaman.

Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Pariaman yang digandengnya merupakan pengusaha muda yang telah melalang buana di Tanah Jawa sejak beberapa tahun terakhir.

Sebelum KPU Pariaman menetapkan tiga pasang kandidat untuk bertarung di Pilkada serentak 2018, terdapat satu nama menyatakan akan maju melalui jalur perseorangan, yaitu Harpen Agus Bulyandi.

Harpen menunjukkan keseriusannya dengan melakukan sosialisasi dan pengenalan diri secara intensf melalui stiker, baliho yang terpajang hampir di setiap sudut kota kecil tersebut.

Sosok yang akan maju melalui jalur perseorangan tersebut, merupakan pengusaha sukses asal Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Nagari Pandai Sikek.

Namun, hingga batas akhir penyerahan berkas dan syarat pencalonan jalur perseorangan, Harpen tak kunjung menyerahkannya ke KPU.

Padahal, kader Partai Gerindra tersebut mengaku telah mengantongi sekitar 7.000 lembar dukungan warga dalam bukti Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).



Siapkan Program

Terkait dengan program kerja jika terpilih pasangan pasangan Genius/Mahyudin telah menyiapkan 17 program kerja unggulan.

Sebanyak 17 program kerja unggulan itu, disebut Genius, merupakan buah pemikiran yang melibatkan akademisi, praktisi, birokrat, tim sukses, dan masyarakat pada umumnya.

Program kerja unggulan tersebut, beberapa di antaranya merupakan lanjutan dari kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pariaman periode 2013 hingga 2018.

Namun juga terdapat sejumlah program kerja unggulan baru, di antaranya Kartu Pariaman Pintar (KKP), program satu keluarga satu sarjana.

Selain itu, pembangunan Youth Centre, pembangunan pusat pendidikan Al Quran, pengembangan pendidikan nonformal Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) tingkat Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah Wustha (MDW) tingkat Sekolah Menengah Pertama, dan MDU tingkat Sekolah Menegah Atas.

Selanjutnya, program Pariaman Sejahtera, pengembangan wisata terpadu dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pengembangan jalan sisi timur Pariaman, pengembangan Water Front City, dan sejumlah program lainnya.

Pihaknya mengatakan seluruh program kerja unggulan tersebut akan diterapkan di Kota Pariaman dengan tujuan mendorong percepatan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, agama, budaya, dan pendidikan yang lebih baik.

Di sektor pariwisata, pasangan tersebut bertekad menjadikan Kota Pariaman sebagai tempat tujuan wisata unggulan di provinsi setempat.

Bahkan, pihaknya mengaku telah mengadakan studi banding ke salah satu daerah terkait dengan pemberdayaan aliran sungai dan pantai yang dijadikan sebagai kawasan wisata terpadu.

Sementara itu, Calon Wali Kota Pariaman Mahyuddin telah menyiapkan beberapa program kerja unggulan yang disempurnakan melalui sumbangsih pemikiran masyarakat.

Sosok yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Pariaman periode 2003-2008 mendampingi Nasri Nasar tersebut, bertekad menciptakan 1.000 pengusaha selama lima tahun apabila terpilih dalam pilkada mendatang.

Menurutnya, persoalan Kota Pariaman saat ini bukan infrastruktur, namun lebih kepada upaya membangun kualitas sumber daya manusia dan ekonomi masyarakat.

Sebagai contoh, budaya masyarakat pesisir, khususnya yang mengelola objek wisata dan kuliner dinilai belum mampu menjadi pelaku sadar wisata dan sering terjadi pemalakan kepada wisatawan.

"Pariaman ke depan itu bukan berbicara infrastruktur, namun bagaimana mengubah kualitas SDM yang maju dan peningkatan ekonomi," ujarnya.

Di bidang usaha, target 1.000 pengusaha diperkirakan dapat tercapai karena kebutuhan masyarakat di tengah kemajuan zaman yang makin meningkat.

Di sektor pariwisata, dari empat kecamatan yang ada, Pariaman Timur dan Pariaman Utara belum tersentuh secara optimal sehingga perlu pemerataan yang salah satunya dengan merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Untuk merebut hati masyarakat Kota Pariaman, pihaknya mengaku telah menyiapkan 4.000 kader dan relawan.

Selanjutnya, pasangan Dewi-Pabrisal bertekad melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pada bidang pendidikan, pariwisata, ekonomi, budaya, dan agama.

Ia optimistis Pariaman bisa menjadi kota besar, seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Menurut dia, hal ini dapat diwujudkan jika didukung oleh seluruh masyarakat Kota Pariaman dan semua unsur terkait melalui partisipasi aktif di dalamnya.

"Jika terpilih kami akan menjalan amanah ini dengan baik," katanya.

Pada pelaksanaan Pilkada 2018, Pemerintah Kota Pariaman menggelontorkan biaya hingga Rp11,4 miliar kepada KPU untuk penyelenggaraan pesta demokrasi di kota itu.

Dengan anggaran yang besar tersebut, tentunya diharapkan mampu dioptimalkan dalam menyosialisasikan, memfasilitasi, dan menjaring calon pemimpin terbaiik yang berkualitas dan paham terhadap kebutuhan masyarakat. (*)