70 perempuan asal Ulakan Tapakis Padang Pariaman ikuti pelatihan sulaman timbul

id diklat sulama

70 perempuan asal Ulakan Tapakis Padang Pariaman ikuti pelatihan sulaman timbul

Sejumlah peserta pendidikan dan pelatihan sulaman timbul bersiap berangkat ke Kecamatan Ulakan Tapakis untuk melaksanakan pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Industri Padang, di Parit Malintang, Selasa (23/1). (Antara Sumbar/Aadiyaat MS))

Dipilihnya sulaman karena Padang Pariaman khususnya daerah Kecamatan Ulakan Tapakis berpotensi dikembangkannya industri mukena bersulam timbul
Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Sebanyak 70 orang perempuan asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) sulaman timbul guna meningkatkan kemampuan pengrajin di kawasan sentra industri sulaman daerah itu.

"Dipilihnya sulaman karena Padang Pariaman khususnya daerah Kecamatan Ulakan Tapakis berpotensi dikembangkannya industri mukena bersulam timbul," kata Kepala Seksi Penyelenggara Diklat, Balai Diklat Industri Padang, Sri Mulyati di sela acara diklat sulaman timbul di Parit Malintang, Selasa.

Ia menyebutkan adanya potensi industri mukena bersulam di Kecamatan Ulakan Tapakis karena di daerah itu terdapat Makam Syekh Burhanuddin yang ramai dikunjungi masyarakat sebagai pusat wisata religi Sumbar.

Dengan ramainya wisatawan yang datang ke daerah itu dapat dimanfaatkan warga setempat untuk memproduksi dan menjual perlengkapan shalat seperti mukena, dan industri ini akan menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat.

Agar sulaman pada mukena yang dihasilkan menarik minat pembeli maka pengrajin harus memiliki keterampilan yang baik dalam menyulam. Karena itulah diperlukan pelatihan yang pesertanya berasal dari Kecamatan Ulakan Tapakis.

Ia mengatakan ada tiga paket yang dilaksanakan pada pelatihan itu yaitu pelatihan sulaman, ujian kompetensi, dan penempatan.

Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 18 hari mulai 23 Januari hingga 9 Februari 2018 dan peserta akan diberi sertifikat mengikuti pelatihan.

"Selain itu juga akan diberi sertifikat lulus kompetensi dari balai diklat sehingga bisa digunakan untuk mencari pekerjaan pada perusahaan konveksi dan lainnya," kata dia.

Sementara itu Ketua Asosia Maju Bersama yang bergerak dalam usaha bordir, Arlaili sangat mendukung diklat ini karena pengrajin asal Kecamatan Ulakan Tapakis belum banyak yang memiliki keahlian di bidang sulaman, apalagi yang sudah bersertifikat.

Oleh karena itu sejak 2017 pihaknya sudah mengirimkan 140 peserta untuk mengikuti diklat seperti ini agar memiliki keterampilan yang baik dalam sulaman.

"Tahun 2017 kita mengirimkan 70 orang, tahun ini juga 70 orang," ujar dia.

Tahun lalu peserta berasal dari seluruh kecamatan di Padang Pariaman, saat ini khusus untuk warga Ulakan Tapakis karena daerah itu akan dijadikan kawasan industri mukena bersulam. (*)