BKSDA Kaji Penembakan Primata di Kawasan Gunung Marapi

id penembakan satwa

BKSDA Kaji Penembakan Primata di Kawasan Gunung Marapi

Kepala BKSDA Sumatera Barat, Erly Sukrismanto. ( Antara Sumbar/Novia Harlina)

Padang, (Antara Sumbar) - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menelusuri penembakan satwa berupa monyet di kawasan konservasi Gunung Marapi, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, yang fotonya beredar di sosial media.

Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto di Padang, Selasa, menjelaskan kejadian di kaki Gunung Marapi yang merupakan wilayah konservasi dari BKSDA tersebut sudah dilaporkan oleh petugas di lapangan dan foto satwa tersebut beredar di media sosial sejak Sabtu (5/11).

Namun, ujarnya hingga saat ini belum diketahui siapa pelakunya dan juga berdasarkan dari foto yang beredar pihaknya belum dapat memastikan apakah itu satwa dilindungi atau bukan.

Di dalam foto itu, jelas dia terlihat dua pria yang menyandang senapan angin dan salah satu di antara mereka memegang seekor monyet berekor panjang dengan bulu cokelat kemerahan dan diduga sudah mati.

"Salah satu dari mereka terlihat berfoto dengan memegang monyet menggunakan tangan kiri dan senapan di tangan kanan," ujarnya.

Menurutnya saat ini, petugas polisi hutan di lapangan masih menelusuri siapa orang yang ada di foto tersebut.

Jika memang hewan tersebut adalah satwa dilindungi, BKSDA akan memprosesnya sesuai hukum. Namun jika tidak, orang tersebut akan diberi peringatan agar tidak memburu hewan di wilayah konservasi.

Selain itu, katanya BKSDA terus meningkatkan pengawasan terhadap perburuan, pembunuhan maupun memperjual belikan satwa dilindungi.

Erly mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh Kapolres di kabupaten dan kota serta dengan Bandara Internasional Minangkabau.

"Kemudian petugas di lapangan juga diingatkan kembali agar melakukan tugasnya dengan baik dalam menjaga lingkungan dan satwa," kata dia.

Ia juga berharap masyarakat jika mengetahui ada hewan langka yang diburu, dipelihara maupun dibunuh hendaknya melapor ke petugas di lapangan maupun ke BKSDA Sumbar.

"Kami terus meningkatkan pengawasan, namun bantuan dari masyarakat juga merupakan hal penting untuk mewujudkan itu," tambahnya. (*)