BKSDA Sumbar latih warga Agam penanganan konflik satwa

id BKSDA Sumbar,berita agam,beriya sumbar,PAGARI

BKSDA Sumbar latih warga Agam penanganan konflik satwa

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga memberikan materi kepada peserta. Dok Antara/Yusrizal

Lubuk Basung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat bersama Yayasan SINTAS Indonesia melatih dan membentuk Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) di Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, untuk penanganan konflik satwa liar dengan manusia.

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan pelatihan dan pembentukan PAGARI Salareh Aia Timur dilakukan pada 4-6 Maret 2024.

"Sebelumnya sudah ada PAGARI Salareh Aia. Namun dengan mekarnya nagari atau desa adat itu, maka dibentuk PAGARI di Salareh Aia Timur. Pelatihan tersebut juga melibatkan PAGARI Salareh Aia dan PAGARI Baringin, karena ada penambahan anggota baru di setiap PAGARI tersebut," katanya.

Ia mengatakan selama pelatihan para peserta diberikan pengetahuan meliputi teori dan praktek tentang mitigasi konflik satwa liar, patroli perlindungan, pengamanan hutan, monitoring satwa, navigasi darat dan penggunaan kamera jebak.

Pada hari ketiga, dilaksanakan simulasi pelaksanaan patroli dan simulasi penanganan konflik antara manusia dan satwa liar.

"Narasumber dan instruktur dalam kegiatan pembentukan Tim PAGARI ini berasal dari Balai KSDA Sumbar dan Yayasan SINTAS Indonesia," katanya.

Ia menambahkan pelatihan itu dalam upaya mewujudkan masyarakat yang aman dan dapat hidup berdampingan dengan satwa liar khususnya harimau sumatera.

Rusdian berharap dengan adanya pelatihan dan pembentukan ini akan terwujud nagari ramah harimau dan dapat menciptakan kondisi masyarakat yang dapat hidup berdampingan dan berbagi ruang dengan satwa, serta mandiri dalam melakukan penanganan awal konflik harimau Sumatera di wilayah nagarinya.

"Konflik yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang luar biasa dari kedua pihak yakni alam harimau sumatera dan manusia," katanya.

Ia mengakui ini merupakan PAGARI yang ke tujuh dibentuk di tiga kabupaten di Sumbar semenjak 2021 sampai 2024.

Sebelumnya pembentukan PAGARI Baringin, PAGARI Batang Barus, PAGARI Sontang Cubadak, PAGARI Salareh Aia, PAGARI Pasia Laweh, PAGARI Panti Selatan dan PAGARI Salareh Aia Timur.