Majukan Pariwisata, Solok Selatan Bentuk Forum Komunikasi Pelaku Industri

id Seribu Rumah Gadang

Majukan Pariwisata, Solok Selatan Bentuk Forum Komunikasi Pelaku Industri

Seorang anak melintas di depan rumah adat, kawasan Seribu Rumah Gadang, di Nagari Koto Baru, Kab. Solok Selatan, Sumatera Barat, Rabu (3/8). Dari sebanyak 148 rumah gadang di kawasan objek wisata tersebut, 15 rumah di antaranya dikembangkan sebagai Inap Desa (Homestay) bagi wisatawan. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pd/16)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, membentuk forum komunikasi bagi seluruh pelaku industri di wilayah setempat guna memajukan pariwisata.

Asisten I Setdakab Solok Selatan, Fidel Efendi di Padang Aro, Rabu (1/11), mengatakan pengembangan pariwisata menjadi lebih menarik apabila konsep produk wisata saling terkait dengan lainnya.

"Potensi yang bagus itu akan lebih berhasil bila dikembangkan dan di kelola dengan manajemen yang terintegrasi dan forum ini bisa jadi peluang untuk meningkatkan pariwisata dan budaya Solok Selatan," ujarnya.

Ada empat unsur yang harus diintegrasikan untuk memajukan pariwisata yaitu atraksi atau daya tarik wisata.

Selanjutnya, unsur amenitas atau infrastruktur, fasilitas pendukung dan aksesibilitas berupa transportasi yang baik.

"Kita harapkan forum ini menjadi sarana bagi pelaku industri wisata dan budaya agar semakin giat mengembangkan potensi yang ada," ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disparbud Solok Selatan, Denny Yuliandra mengatakan forum ini akan meningkatkan promosi wisata setempat.

Selain itu juga dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pelaku industri pariwisata dan budaya selama ini.

"Dengan ini kita juga bisa memperoleh informasi langsung dan penjelasan oleh pelaku industri pariwisata terkait permasalahan apa yang dialaminya, sehingga menjadi bahan bagi pemerintah untuk menyusun program yang tepat sasaran," lanjutnya.

Alokasi anggaran dari pemerintah belum sepenuhnya sampai kepada titik persoalan yang dialami pelaku industri di lapangan.

Artinya, bentuk perhatian yang dicurahkan oleh pemerintah diberikan belum sesuai kebutuhan.

Forum komunikasi antar semua elemen pelaku industri, kelembagaan salah satu tujuannya supaya anggaran yang dialokasikan ke depannya bisa lebih tepat sasaran. (*)