Tiga Nagari di Limapuluh Kota Terancam Kelaparan

id Banjir, Limapuluh Kota, Warga, Kelaparan

Tiga Nagari di Limapuluh Kota Terancam Kelaparan

(ANTARA FOTO/Muhammad Arif)

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Ribuan warga di tiga nagari (desa adat) di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) terancam kelaparan sebab memasuki hari keempat pascabanjir yang melanda daerah tersebut bantuan tidak kunjung datang dan kondisinya masih terisolasi.

Camat Kapur IX, Andri Yasmen ketika dihubungi dari Payakumbuh, Senin, mengatakan saat ini ada tiga nagari yang masih terisolasi, yakni Galugua, Tanjuang Jajaran, serta Koto Lamo.

Meski masyarakat di tiga nagari itu tidak terdampak akibat banjir, namun karena akses satu-satunya menuju kecamatan tersebut putus total membuat warga tidak bisa mendapatkan pasokan kebutuhan pangan.

"Jalan menuju tiga nagari masih putus dan kini masyarakat disana masih terisolasi akibatnya masyarakat yang hendak menuju ke pasar di Nagari Sialang atau ibukota kecamatan tidak ditempuh sehingga pasokan pangan dan kebutuhan harian masyarakat sudah menipis. Kini mereka sangat butuh bantuan," jelasnya.

Ia mengatakan untuk menuju Nagari Koto Lamo, saat ini baru masuk satu unit alat berat yang akan memperbaiki akses jalan. Sementara masyarakat Galugua dan Tanjung Jajaran juga sudah menerima bantuan dari tim dengan cara berjalan kaki.

Sehingganya pasokan makanan untuk masyarakat pada tiga nagari tersebut hanya mengharapkan dari bantuan.

Kemudian saat ini sekitar 20 kepala keluarga di Nagari Muaro Peiti yang masih tinggal di posko pengungsian, mereka tidak dapat kembali ke rumahnya akibat rumah tempat tinggalnya tidak bisa dihuni disebabkan roboh diterjang banjir.

"Di samping akses jalan mulai diperbaiki juga masih ada masyarakat yang tinggal di pengungsian karena tempat tinggalnya tidak layak huni pasca banjir. Kemudian juga lahan pertanian gagal panen akibat," tambah dia.

Andri menyebutkan saat ini masyarakat mulai membersihkan tumpukan lumpur di dalam rumah dan pekarangan sementara untuk kebutuhan masih membutuh makanan siap saji, air bersih, pakaian, serta alat-alat sekolah.

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei saat meninjau banjir dan longsor ke Kabupaten Limapuluh Kota mengatakan penanganan pascabencana harus dilakukan dengan cepat dan tepat.

Tujuannya agar masyarakat yang sangat membutuhkan logistik dan bantuan dapat tertolong dengan segera sehingga dapat meminimalisir bahaya atau dampak setelah peristiwa tersebut.

Menurutnya masyarakat yang dilanda bencana sangat menbutuhkan pasokan logistik berupa makanan, air bersih, pakaian, serta obat-obatan sebab mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Selain itu BNPB menyalurkan bantuan operasional penanganan bencana di Kabupaten Limapuluh Kota senilai Rp500 juta. Jumlah tersebut hanya bantuan awal, ke depannya juga akan menyalurkan bantuan setelah ditemukan data kerugian akibat bencana tersebut. (*)