Dinkes Solok: AKI Melahirkan 10 Orang Sepanjang 2016

id Melahirkan

Dinkes Solok: AKI Melahirkan 10 Orang Sepanjang 2016

Ilustrasi, ibu melahirkan. (Antara)

Arosuka, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menyatakan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di daerah itu periode Januari hingga September 2016 mencapai 10 orang, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah tujuh orang.

Kepala Dinas Kesehatan setempat Mirsal didampingi Kepala Bidang Pelayanan Medis, Aida Herlina di Arosuka, Selasa, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan.

Di antaranya akibat terjadinya pendarahan saat proses persalinan, menjalani persalinan dengan memakai jasa dukun beranak yang belum dilatih sehingga belum memiliki kompetensi untuk membantu proses persalinan.

Sehingga saat terjadi pendarahan pada sang ibu saat proses persalinan yang sangat membahayakan keselamatan, dukun beranak atau anggota keluarga terlambat membawanya ke petugas kesehatan.

Ia mengatakan, guna mengantisipasi dan mencegah bertambahnya angka kematian ibu melahirkan, Dinas Kesehatan terus memberi penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan anak melalui tenaga kesehatan setempat seperti dokter dan bidan desa dan lainnya.

Hal ini agar ibu hamil senantiasa memeriksakan kesehatan kandunganya secara rutin ke Posyandu Nagari.

Dan saat persalinan tiba, hendaknya dibantu petugas bidan atau dokter agar proses persalinanya bisa berjalan aman dan lancar, tanpa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia menerangkan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2012, yang boleh melakukan proses persalinan bagi ibu hamil adalah dokter spesialis kandungan, dr umum dan bidan yang sudah memiliki kompetensi menolong proses persalinan.

Selain itu kata dia, dokter spesialis kandungan atau dokter umum dan juga bidan, selain memiliki kompetensi untuk menolong persalinan ibu dengan bayinya, juga memiliki peralatan yang memadai.

Sementara dukun beranak katanya, selain banyak yang tidak memiliki kompetensi menolong sebuah proses persalinan, dan melakukannya dengan cara tradisional saja, juga tak memiliki peralatan yang memadai untuk membantu proses persalinan.

Keberadaan dukun beranak di Kabupaten Solok sendiri kata dia, saat ini berjumlah 168 orang tersebar di berbagai nagari, dan umumnya banyak berada di daerah-daerah pinggiran atau terisolir.

Terkait keberadaan dukun beranak tersebut katanya, Dinas Kesehatan Kabupaten Solok juga memberi penyuluhan-penyuluhan dan menjalin kemitraan dengan bidan di wilayah setempat.

Dalam program kemitraan itu, bidan dan dukun beranak bekerjasama, dimana dukun beranak hanya sebatas mendampingi bidan saja saat bidan menolong proses melahirkan ibu hamil, karena dukun beranak tidak memiliki kompetensi untuk itu.

Kendati jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten Solok naik dari tujuh kasus pada 2015, menjadi 10 kasus pada 2016, namun jumlah bayi yang meninggal saat ibu melahirkan mengalami penurunan.

"Kalau pada 2015 bayi meninggal sebanyak 57 orang, pada 2016 bayi meninggal hanya 29 orang saja," katanya. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.