Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong sejumlah perusahaan milik negara untuk mengembangkan bisnis di Myanmar guna menangkap peluang investasi di negara tersebut.
"Myanmar sedang gencar membangun ekonomi. BUMN-nya banyak yang rugi, sehingga mereka menawarkan kerja sama dengan BUMN Indonesia masuk ke sejumlah sektor ekonomi," kata Rini, di sela peluncuran Holding BUMN Reasuransi Indonesia Re, di Jakarta, Jumat (7/10) malam.
Sebelumnya, Rini pekan lalu memenuhi undangan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan lima menteri Myanmar untuk menggali potensi bisnis, termasuk pengembangan kapasitas ekonomi di negara itu.
"Pada pertemuan itu dibahas potensi kerja sama bidang industri semen, perbankan, kelistrikan, migas, telekomunikasi hingga asuransi," ujarnya.
Tingkat elektrifikasi di Myanmar masih sangat rendah atau hanya sekitar 32 persen. "PLN saat ini sedang mengikuti tender pembangunan transmisi listrik, termasuk untuk perbaikan atau audit sejumlah pembangkit listrik yang sudah berusia tua," ujarnya lagi.
Pertamina juga sedang mengikuti tender pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan mengembangkan usaha ritel di sana.
"Dalam dua pekan ke depan tender pembangunan SPBU sedang dilakukan. Pertamina bersaing dengan Indian Oil untuk menjadi pemenang tender," ujarnya lagi.
Pada sektor telekomunikasi, PT Telkom Internasional (Telin) anak usaha Telkom Indonesia sedang mengembangkan jaringan internet dan termasuk kemungkinan menjadi investor pada salah satu perusahaan seluler.
Dorongan untuk menggiring BUMN Indonesia masuk ke Myanmar juga tidak terlepas dari situasi politik dan keamanan di negara itu yang semakin kondusif, sehingga layak menjadi tujuan investasi asing.
"Sepertinya sudah kondusif. Selain informasi langsung dari Aung San Suu Kyi, kami juga menanyakan kepada Dubes RI untuk Myanmar, untuk memasikan bahwa negara itu aman untuk investasi," ujarnya.
Rini menggambarkan bahwa Myanmar di bawah kepemimpinan baru Aung San Suu Kyi sangat cepat membangun, sehingga mencatat pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat pula.
"Situasi kondusif, butuh pembangunan ekonomi. Karena itu saat ini banyak investor yang masuk ke Myanmar, seperti Jepang, Korea Selatan dan negara lainnya," ujar Rini lagi. (*)
Berita Terkait
Erick siapkan blue print hingga 2034 termasuk penyatuan pupuk-pangan
Senin, 6 Mei 2024 9:43 Wib
Kementerian BUMN rasionalisasi dan perbaiki keuangan di Indofarma
Senin, 6 Mei 2024 5:24 Wib
Pengamat: Olahraga Indonesia makin cemerlang lewat dukungan BUMN
Minggu, 5 Mei 2024 13:24 Wib
BUMN-IBC kerja sama implementasikan ekosistem energi baru
Selasa, 30 April 2024 19:16 Wib
Erick Thohir: BUMN harus agresif cari peluang di tengah isu geopolitik
Sabtu, 20 April 2024 18:36 Wib
LKBN Antara kembali gelar mudik gratis bersama BUMN
Minggu, 7 April 2024 19:47 Wib
Mudik gratis safari ramadan BUMN 2024 disambut antusias perantau Minang di Dumai
Sabtu, 6 April 2024 22:39 Wib
Puluhan ribu pemudik diberangkatkan PLN ke berbagai daerah, semarakkan mudik asyik BUMN 2024
Sabtu, 6 April 2024 12:57 Wib