Menlu: CEPA akan Untungkan Indonesia

id Menlu, Retno Marsudi, CEPA

Brussels, (AntaraSumbar) - Menlu Retno Marsudi mengatakan implementasi Perjanjian Menyeluruh Kemitraan Ekonomi (CEPA) Uni Eropa dan Indonesia akan menguntungkan Indonesia.

"Dalam sejarah, perdagangan Indonesia selalu dalam posisi surplus dengan Eropa sehingga dengan skema CEPA ini diharapkan perdagangan akan makin meningkat dan menguntungkan kedua belah pihak," kata Menlu di Brussels, Kamis.

Menlu menyebutkan kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Belgia dimanfaatkan untuk melakukan negosiasi sejumlah skema perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki Partnership and Cooperation Agreement (PCA) dengan Uni Eropa.

"Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk melakukan negosiasi dalam konteks CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Ini merupakan signal yang kuat yang dikirim oleh Indonesia ke dunia internasional mengenai competitiveness dan ekonomi Indonesia yang terbuka," kata Menlu Retno.

Selain CEPA, hal lain yang dibahas bersama Uni Eropa adalah mengenai masalah Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT). Hal ini adalah suatu upaya agar produk kayu dari Indonesia semuanya dapat memperoleh lisensi.

"Indonesia sekarang menunggu Uni Eropa secara penuh mengimplementasikan FLEGT license," ujar Retno.

Permasalahan di luar skema ekonomi, yaitu mengenai toleransi juga dibahas oleh Presiden Jokowi dan petinggi Uni Eropa.

Menlu Retno mengatakan bahwa harapan dunia sangat besar pada Indonesia. Indonesia merupakan suatu cerminan bahwa Islam, demokrasi, dan toleransi itu bisa berkembang dengan baik.

"Sekarang di mana-mana Indonesia diminta pendapatnya, didengar pendapatnya bagaimana mengembangkan masyarakat yang majemuk, yang toleran. Pada saat yang sama kita memiliki jumlah penduduk muslim yang besar, stabilitas politik yang terjaga, dan pertumbuhan ekonomi yang terjaga," ujar Retno.

Agenda di Belanda

Menlu Retno juga memaparkan gambaran agenda Presiden Jokowi di Belanda. Presiden Jokowi akan bertolak ke Den Haag, Belanda nanti malam.

Presiden Jokowi merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang berkunjung ke Belanda setelah 16 tahun. Presiden Abdurrahman Wahid, merupakan presiden terakhir yang berkunjung ke Belanda pada tahun 2000.

Esok hari, Presiden Jokowi dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan juga Raja Belanda Willem-Alexander. Presiden juga akan melakukan pertemuan terpisah dengan Ratu Maxima dalam kapasitasnya sebagai United Nation Advisor untuk masalah ekonomi inklusif.

Selain melakukan pertemuan dengan para petinggi negeri kincir angin, Presiden Jokowi juga akan melakukan kunjungan ke Port of Rotterdam dan menghadiri forum bisnis Belanda dan Indonesia yang akan menghasilkan sejumlah komitmen kurang lebih senilai 601,2 juta dolar Amerika Serikat.

"Kita fokuskan pada kerja sama yang terkait dengan bidang maritim dan bidang pengelolaan air, keunggulan Belanda adalah di dua bidang itu," ucap Retno. (*)