Padang,10/1 (Antara) - Sebuah tronton yang bekerja untuk Proyek Indarung VI di PT Semen Padang Sabtu menabrak tower SUTET milik PLN yang berfungsi mendistribusikan listrik dari PLTU Teluk Sirih sekitar 200 MW ke sistem Sumbar Riau, sehingga listrik Sumbar terancam padam bergilir.
"Tower itu rubuh otomatis listrik dari PLTU Teluk Sirih tidak bisa disalurkan ke sistem Sumbar-Riau. Total listrik yang dihasilkan PLTU Teluk Sirih mencapai hampir sepertiga kebutuhan listrik Sumbar Riau," kata jurubicara PLN Wilayah Sumbar, Ridwan yang dikonfirmasi, Minggu.
Ia menyebutkan peristiwa tabrakan itu terjadi Sabtu (9/1) siang, tapi ia tidak merinci bagaimana tower itu bisa sampai tersenggol oleh truk tronton.
Ridwan belum bisa menjelaskan soal siapa yang mesti bertanggung jawab, apakah PT Semen Padang akan mengganti kerugian yang diderita PT PLN.
Belum bisa disimpulkan, yang jelas kami lebih mendahulukan perbaikannya agar tower itu bisa berdiri kembali dan listrik dari PLTU Teluk Sirih bisa disalurkan ke sistem Sumbar-Riau, kata Ridwan.
Kemarin, direksi PT PLN yang dilapori GM PLN Wilayah Sumbar langsung bereaksi. Direktur Regional Sumatera, Amir Rasuidin langsung terbang ke Padang dan meninjau lokasi tower tersebut.
Untungnya, kedua direksi BUMN itu bertemu di lokasi, antara direksi PT Semen Padang yang dipimpin Beny Wendry dengan direksi PLN. Mereka membicarakan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
Menjawab pertanyaan apa saja kesimpulan pembicaraan kedua pucuk pimpinan BUMN itu? Apakah PT Semen Padang akan mengganti kerugian yang diderita PLN, Ridwan menyatakan masih belum bisa menjelaskannya.
Yang bisa saya katakan, kedua direksi sudah bertyemu dan berbicara dan sama-sama akan membawanya ke rapat masing-masing direksi. Itu saja. Selebihnya kepada kami diminta oleh direksi PLN untuk bekerja keras memperbaikinya, kata Ridwan.
Seorang sumber di PLN Wilayah menyebutkan, diperkirakan akan butuh waktu sepekan untuk memperbaiki tower itu agar bisa utuh kembali. Tetapi dari Humas PLN, Ridwan diperoleh keterangan bahwa direksi sudah meminta dalam dua tiga hari ini hal itu sudah selesai.
Kami kerahkan pekerja 24 jam secara bergantian agar kondisi jaringan tegangan tinggi ini bisa pulih dan masyarakat tidak terlalu lama menderita pemadaman bergilir, katanya.
Memang tidak ada jalan lain untuk menyalurkan daya dari PLTU Teluk Sirih itu ke sistem Sumatera kecuali melalui jaringan yang runtuh itu. Paling-paling bisa disalurkan sedikit ke Pesisir Selatan, tapi tentu saja secara keseluruhan tidak terlalu menolong sistem Sumatera Barat dan Riau, kata Ridwan. (eko)