Turki Tegaskan Pengosongan Pos di Makam Suleyman Shah

id Turki Tegaskan Pengosongan Pos di Makam Suleyman Shah

Ankara, (Antara/Xinhua-OANA) - Turki menegaskan kepada PBB dan Damaskus bahwa pos militer yang dikosongkan di Makam Suleyman Shah di Suriah Utara "masih berada di tanah Turki", kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Ahad (22/2). "Kami mengkonfirmasi bahwa pos militer yang dikosongkan masih berada di tanah Turki, dan kami akan kembali lagi nanti," kata menteri itu kepada wartawan di Provinsi Pariwisata Antalya di sepanjang Laut Tengah. Ia berkata, "Kami tidak mengosongkannya, kami merelokasikan makam tersebut." Pada 1921, ketika Paris masih menguasai Suriah, Prancis dan Turki menandatangani kesepakatan yang menetapkan makam itu berada di Tanah Turki. Tengara Turki memasuki Wilayah Suriah Utara pada malam hari untuk menarik sebanyak 40 prajurit Turki yang menjaga Makam Suleyman Shah, yang berada di Kota Aleppo di Suriah, yang berbatasan dengan Turki. Sebelumnya, media Turki melaporkan tentara Turki terjebak selama berbulan-bulan oleh petempur Negara Islam (IS). Ankara telah berulangkali berikrar akan mempertahankan makam tersebut. Operasi itu berlangsung saat Turki melancarkan tindakan ke arah peran yang lebih besar dalam memerangi petempur IS, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Para pejabat Turki pada Jumat (20/2) menandatangani kesepakatan dengan AS guna melatih dan memperlengkapi gerilyawan Suriah melawan petempur IS. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pada Ahad (22/2) mengatakan Ankara merancang satu tempat baru di Suriah untuk memindahkan makam bersejarah itu, segera setelah makam tersebut dipindahkan dari lokasi sebelumnya. Menurut Davutoglu, sebanyak 100 kendaraan militer --termasuk 39 tank, 57 kendaraan bersenjata dan 572 prajurit-- dilibatkan dalam operasi itu, yang dimulai pada Sabtu dan berlanjut sampai Ahad. Setelah memindahkan artifak yang sangat berharga, tentara meledakkan gedung simbolis tersebut untuk mencegah IS menggunakannya sebagai pangkalan, kata perdana menteri itu. Ia menambahkan Turki akan melakukan upacara pemindahan di Kabupaten Esmesi di Suriah dalam beberapa hari ke depan. Tak ada bentrokan, tapi tentara Turki secara tak sengaja tewas selama pengosongan tersebut, kata Gavutoglu. "Turki tak meminta persetujuan atau bantuan dari siapa pun," tambah perdana menteri itu. "Semua pihak menyadari bahwa dampak serius akan muncul jika Turki ikut-campur," katanya. Ia secara tak langsung merujuk kepada petempur IS di Suriah. (*/sun)