Akvindo tegaskan tembakau alternatif bukan bagi generasi muda

id rokok elektrik

Akvindo tegaskan tembakau alternatif bukan bagi generasi muda

Seorang penjual mengisi ulang cairan rokok elektrik (Vape Liquid) di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (3/1/2023). Kementerian Keuangan menerapkan kebijakan pemberlakukan Pajak Rokok Atas Rokok Elektrik (REL) sebesar 10 persen dari Cukai Hasil Tembakau (CHT) rokok elektronik 15 persen per (1/1/2024), penerapan pajak tersebut untuk memberikan keadilan terhadap pelaku industri lantaran rokok konvensional telah dikenakan pajak sejak 2014. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) menegaskan produk tembakau alternatif berupa rokok elektrik ataupun produk tembakau yang dipanaskan hanya untuk kalangan perokok dewasa dan bukan diperuntukkan bagi generasi muda.

"Misinformasi tentang klaim bahwa vape memiliki risiko yang sama dengan rokok dapat menurunkan efektivitas produk tembakau alternatif sebagai solusi bagi perokok dewasa di Indonesia untuk beralih dari kebiasaannya," kata Ketua Akvindo Paido Siahaan di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan dalam penggunaannya dengan suhu yang terkontrol, sehingga hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif berupa uap, bukan asap.

Para remaja di sejumlah negara maju, seperti Jepang, Jerman, Denmark, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada minim menggunakan produk tembakau alternatif tersebut.

Paido menuturkan, tembakau alternatif secara ilmiah terbukti menjadi opsi efektif untuk beralih dari kebiasaan merokok, sehingga bisa dimanfaatkan bagi perokok dewasa untuk mengurangi risiko kesehatan.

Meski demikian, masih ada misinformasi yang menyebutkan produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang setara dengan rokok.

Paido menerangkan bahwa Layanan Kesehatan Nasional Inggris telah memastikan tembakau alternatif punya tingkat risiko lebih rendah ketimbang rokok.

"Meski rendah risiko, namun remaja dan non perokok di bawah usia 18 tahun dilarang menggunakan produk yang ditujukan khusus bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok," katanya.

Misinformasi tentang profil risiko vape yang disamakan dengan rokok ditemukan dalam penelitian bertajuk Trends in Harm Perceptions of E-Cigarettes vs Cigarettes Among Adults Who Smoke in England 2014-2023.

Riset yang didanai Cancer Research UK dan diterbitkan pada Februari 2024 itu mengungkapkan bahwa misinformasi punya implikasi penting bagi kesehatan masyarakat.

Salah satu peneliti dari University College London, Sarah Jackson mengatakan, persepsi orang-orang yang tentang tembakau alternatif sama dengan rokok konvensional menjadi ancaman bagi masalah kesehatan.

Menurutnya, hal tersebut justru berpotensi membuat perokok dewasa enggan memanfaatkan produk tembakau alternatif untuk beralih dari kebiasaan mereka menyesap rokok konvensional.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tembakau alternatif bukan untuk generasi muda