potensi daerah
PEREKONOMIAN
Struktur perekonomian Kota Payakumbuh didominasi kegiatan sektor
tersier, antara lain meliputi perdagangan, angkutan, dan komunikasi,
serta pelayanan jasa-jasa. Semua kegiatan tadi pada tahun 2003
menghasilkan tak kurang dari Rp 364 miliar, menguasai dua pertiga bagian
dari total kegiatan ekonomi kota.
Pelayanan jasa-jasa, terutama jasa pemerintahan, memberikan
kontribusi terbesar. Selain menjadi ibu kota bagi Kota Payakumbuh,
Payakumbuh masih menjadi ibu kota kabupaten yang mengelilinginya,
Kabupaten 50 Kota. Meski Kabupaten 50 Kota telah memiliki pemerintahan
sendiri, pusat pemerintahan masih berada di wilayah Kota Payakumbuh. Ini
menyebabkan sektor pelayanan jasa pemerintahan di Kota Payakumbuh
memiliki porsi besar dalam total kegiatan perekonomian daerah. Ia menjadi
pusat dua pemerintahan, sekaligus pusat perdagangan kedua daerah.
Kegiatan perdagangan di Payakumbuh, apalagi ingin menjadi sentra yang
dicita-citakan, masih bergantung pada hasil-hasil pertanian daerah
sekitarnya, terutama Kabupaten 50 Kota. Komoditas yang masuk ke
Payakumbuh kemudian diperdagangkan ke Padang, Pekanbaru, Batam, bahkan ke
luar negeri antara lain tembakau, gambir, hasil ternak, beras, gula aren,
dan hasil bumi lainnya. Tahun 2003, aktivitas perdagangan Kota Payakumbuh
bernilai Rp 142 miliar, meningkat 13,5 persen dari tahun sebelumnya.
PERDAGANGAN
Dari Payakumbuh, komoditas perdagangan yang potensial berasal dari
industri-industri rumahan yang banyak membuat sulaman, bordiran, tenun
tradisional, dan makanan khas daerah dari beras seperti batiah, beras
rendang, dan gelamai (semacam dodol). Sentra industri ini berada di
Kecamatan Payakumbuh Barat dan Payakumbuh Utara.
Industri-industri yang ada di sini berskala kecil, namun mampu
berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri. Terdapat sekitar
10-15 eksportir yang memasarkan sulaman bordir dan songkok kepala ke
Malaysia melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Bahan baku yang digunakan
pengusaha- pengusaha garmen ini berasal dari Bukittinggi dan Padang.
Peluang ekspor komoditas andalan baru terbuka bagi pengusaha garmen.
Sementara pengusaha makanan khas daerah baru mampu memasarkan produknya
secara lokal (kawasan Sumatera Barat). Untuk menjangkau pasar luar
negeri, pengusaha makanan masih terbentur pada masalah kemasan yang
menentukan daya tarik dan daya tahan makanan.
Untuk menjadi sentra perdagangan, sarana pendukung di Kota Payakumbuh
menjadi penting ditingkatkan. Kota ini melengkapi diri dengan empat unit
pasar dan pusat pertokoan yang menampung kegiatan pedagang. Namun, jangan
dulu berharap di sini dapat ditemukan gudang-gudang tempat penyimpanan
barang dagangan agar tahan lama. Baru dalam tahap wacana di tingkat
pemerintahan keinginan membangun sistem pergudangan yang mendukung
aktivitas perdagangan yang modern.
TENAGA KERJA
Dilihat dari ketenagakerjaan, sepertiga dari 44.554 tenaga kerja
bekerja di sektor perdagangan, sementara 21 persen bekerja di sektor
jasa-jasa. Jumlah sebanyak ini sangat mendukung untuk menggiatkan
perdagangan karena akan menyerap konsumsi barang lebih banyak. Sedangkan
sektor pertanian dikembangkan oleh sekitar 10.000 tenaga kerja (22
persen).
KOMODITAS
Dalam kegiatan pertanian, komoditas yang turut menggerakkan
perdagangan berasal dari kelompok tanaman bahan pangan. Produktivitas
padi cukup tinggi di wilayah perkotaan ini. Dari lahan 6.845 hektar,
produksi padi 33.835 ton. Selain dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok,
beras dimanfaatkan untuk membuat makanan khas daerah. Jenis tanaman lain
yang cukup berlimpah adalah ubi kayu, pisang, rambutan, mentimun, dan
kangkung.
Di sektor peternakan, Payakumbuh termasuk produsen ternak cukup besar
di Sumatera Barat. Produksi daging sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, dan
itik tahun 2002 lalu 2,3 juta ton. Sementara produksi telur dari ayam
ras, ayam kampung, dan itik 1,9 juta ton.
INFRASTRUKTUR
Infrastruktur jalan juga mulai ditingkatkan kondisinya. Saat ini tengah
dibangun jalan lingkar luar bagian utara (10,45 km) dan selatan (15,34
km) yang menghubungkan Kota Pekanbaru dan Bukittinggi, disebut dengan
Payakumbuh Bypass. Pembangunan jalan senilai Rp 31 miliar yang berasal
dari pinjaman pemerintah pusat ke Bank Pembangunan Asia (ADB) ini
diharapkan mampu menunjang perekonomian kota. Termasuk mengalihkan
kepadatan lalu lintas di jalan nasional yang melalui pusat kota ke bagian
utara dan selatan.
Bila pembangunan jalan tadi selesai, Payakumbuh optimistis mampu
menangkap peluang wisata dari kebiasaan orang Riau (Pekanbaru) yang suka
berakhir pekan ke wilayah Sumatera Barat, seperti Bukittinggi dan Padang.
Kondisi Bukittinggi yang mulai kewalahan menampung tumpahan wisatawan
domestik dari Pekanbaru membuka peluang bagi Payakumbuh mengembangkan
perhotelan.
Payakumbuh diuntungkan karena wilayahnya dilalui rute
Pekanbaru-Bukittinggi. Sementara jarak Payakumbuh- Bukittinggi 30
kilometer bisa ditempuh setengah jam berkendaraan. Karena memiliki letak
yang strategis ini, Payakumbuh optimistis mengembangkan kegiatan
perdagangan, perhotelan, dan restoran.