BKKBN Tegaskan Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana

id BKKBN Tegaskan Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana

BKKBN Tegaskan Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana

Jakarta, (Antara) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan bonus demografi bisa menjadi bencana bika tidak dipersiapkan sejak dini. "Keunggulan jumlah angkatan kerja dapat berubah menjadi bencana bila tidak disiapkan sejak dini kualitasnya," kata PLT Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, Kamis. ia menjelaskan, dari 114 juta pekerja tahun 2013, 85 persen di antaranya tidak memiliki keahlian sehingga hanya mampu bekerja di sektor informal. Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di suatu wilayah jauh lebih besar dibanding dengan penduduk yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun lebih). Kondisi ini dapat dilihat melalui Angka Rasio Ketergantungan yang dihitung dari pembagian antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk produktif. Bila 100 orang usia angkatan kerja hanya menanggung kurang dari 50 orang yang tidak bekerja, yaitu anak-anak dan orang tua, maka dimulailah periode bonus demografi tersebut. "Selanjutnya, akan terjadi window of opportunity yaitu kondisi di mana angka rasio ketergantungan berada pada tingkat terendah yaitu 46 yang diperkirakan terjadi selama 4 tahun dari 2028 sampai dengan tahun 2031," katanya. Penurunan rasio itu, kata dia, disebabkan oleh menurunnya jumlah anak yang dimiliki oleh keluarga di Indonesia. Hal ini membuat beban yang ditanggung penduduk produktif makin sedikit. "Saat ini masalah paling nyata adalah ketersediaan lapangan kerja untuk menampung 70 persen penduduk usia kerja di tahun 2020 - 2030," katanya. ia menambahkan, jumlah angkatan kerja pada 2013 mencapai 121 juta orang dengan pendidikan dasar 54,6 juta 47,90 persen pendidikan menengah 55,3 juta, diploma 3,2 juta, dan universitas 7,9 juta. Sementara pengangguran terbuka mencapai 7,4 juta orang 5,92 persen. Sebanyak 3,4 juta atau 46 persen diantaranya adalah pengangguran terdidik atau lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi. (*/sun)