Enam Bank Multilateral Tingkatkan Dukungan Mitigasi Iklim

id Enam Bank Multilateral Tingkatkan Dukungan Mitigasi Iklim

Jakarta, (Antara) - Enam bank multilateral yaitu Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Pembangunan Afrika, Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa, Bank Investasi Eropa, Bank Pembangunan Inter-Amerika dan Bank Dunia meningkatkan dukungan terhadap mitigasi perubahan iklim. "Dalam kajian terbaru kepada keseluruhan Strategi 2020, ADB bertekad meningkatkan dukungan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," kata Wakil Presiden ADB Bindu N Lohani dalam rilis ADB yang diterima di Jakarta, Jumat. Menurut dia, dukungan terhadap kebijakan tersebut ditunjukkan antara lain dengan meneruskan investasi sebesar 2 miliar dolar per tahun dalam bidang energi bersih dan mempertajam fokus dalam manajemen risiko iklim. Ia memaparkan, keenam bank pembangunan multilateral dunia itu membagi komitmen sebagai bentuk dukungan terhadap KTT Iklim Sekretariat Jenderal PBB yang akan digelar di New York, 23 September 2014. Keenam bank tersebut juga bertekad mempertahankan fokus kelembagaan dalam perubahan iklim termasuk melanjutkan inovasi dan mempromosikan penelusuran dan pelaporan pembiayaan iklim yang lebih transparan. Sejak secara bersama-sama menelusuri aliran pembiayaan iklim pada 2011, keenam bank itu telah mengucurkan hampir 75 miliar dolar AS dalam bentuk pembiayaan untuk membantu negara-negara berkembang dalam merespons tantangan perubahan iklim. Secara rata-rata, sekitar 80 persen pinjaman itu untuk mendukung investasi aktivitas mitigasi dan 20 persen untuk adaptasi. Seluruh hal tersebut diharapkan dapat memicu kerja sama yang lebih erat dan membagi pengalaman antara lembaga keuangan untuk lebih terlibat dalam tindakan terkait perubahan iklim. Sebelumnya diberitakan, pemanasan global telah berlangsung sangat lama sehingga kebanyakan orang bahkan tidak dilahirkan saat suhu Bumi lebih dingin dibandingkan suhu rata-rata pada tahun 1985. Beberapa dasawarsa perubahan iklim membawa resiko bahwa orang akan menerima temperatur yang lebih tinggi, serta gelombang panas lebih kuat, hujan lebih lebat dan kemarau lebih lama, sementara pemerintah yang normal berencana berbuat lebih banyak untuk mengurangi buangan gas rumah kaca. "Karena tiga dasawarsa belakangan telah menyaksikan kenaikan mencolok dalam temperatur regional dan global, kebanyakan orang yang berusia di bawah 30 tahun tidak hidup di dunia tanpa pemanasan global," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB Michel Jarraud. "Dalam skala waktu manusia, perubahan pada iklim kita dapat terlihat bertahap, jadi kita akan terus perlu mengingkatkan masyarakat mengenai betapa cepat dan tak pernah terjadi sebelumnya sesungguhnya perubahan ini," kata Jarraud kepada Reuters yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (6/8) malam. (*/sun)