Gerindra: Menghubungkan Prabowo dengan Nazi Berlebihan

id Gerindra: Menghubungkan Prabowo dengan Nazi Berlebihan

Palu, (Antara) - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan apabila ada pihak yang menghubungkan antara Prabowo Subianto dengan nazi adalah sikap yang berlebihan karena Indonesia tidak ada yang terkait dengan paham tersebut. "Sangat berlebihan (kekhawatiran ketika Prabowo memimpin akan seperti Nazi), saya rasa masyarakat sudah cerdas dalam melihat kondisi dan situasi," kata Fadli di Palu, Jumat. Fadli menilai apa yang dilakukan para seniman pendukung pasangan Prabowo-Hatta merupakan ekspresi kreatifitas dalam sebuah bentuk tampilan. Menurut dia, ekspresi dari sebuah imajinasi seorang seniman yang ditampilkan di hadapan publik merupakan hal yang sah-sah saja. "Namanya seniman mau berekspresi dan apabila dianggap ada kesamaan dengan nazi, "so what". Banyak artis Indonesia yang meniru gaya luar seperti Cleopatra sehingga ekspresi itu sah-sah saja," ujarnya. Fadli menilai apa yang ditampilkan Achmad Dhani dan kawan-kawan dalam video klip "we will rock you" versi Prabowo-Hatta merupakan ide yang bagus. Dia mengatakan lagu tersebut bukan untuk kepentingan komersil sehingga tidak perlu dipermasalahkan ijinnya. "Dahulu pernah ada yang menggunakan lagu "one direction" untuk dibuat parodi dan itu tidak menggunakan ijin. Lalu sekarang apa salahnya kreatifitas yang dilakukan Ahmad Dani," katanya. Dia menilai Indonesia memiliki kaitan traumatik dengan ideologi komunis dan jargon "revolusi mental" memiliki akar tradisi paham tersebut. Dia mencontohkan pergantian nama Aidit (mantan Ketua CC PKI) dari Achmad Aidit menjadi Dipa Nusantara Aidit sebagai revolusi mental agar tidak ada kaitannya dengan religuisitas karena agama merupakan candu masyarakat. "Revolusi mental itu akar tradisi dengan komunis seperti beberapa tokohnya Karl Marx dan DN Aidit. Di Jerman pun Nazi tetap dilarang," ujarnya. Sebelumnya video klip musisi Ahmad Dhani bersama tiga artis Indonesian Idol, Virzha, Nowela, dan Husein, menuai kecaman karena menampilkan seragam komandan elit Nazi, Heinrich Himmler. Video klip itu membawakan lagu berjudul "We will rock you" versi Prabowo-Hatta untuk mengkampanyekan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut satu. Pilpres 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa didukung enam partai seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla didukung lima partai, seperti PDI Perjuangan, PKB, Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, dan PKP Indonesia. (*/sun)