Jakarta, (Antara Sumbar) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan masih ada sejumlah produsen susu khususnya susu kental manis yang tidak jujur dalam beriklan sehingga berpotensi menyesatkan masyarakat.
Ketua Pengurus YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya masih mendapati maraknya produk makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan label dan peruntukan.
"Salah satunya ada produk susu kental manis (SKM) yang masih beriklan secara gencar dengan penggambaran sebagai minuman bergizi padahal bergula tinggi dan tidak baik untuk anak," katanya.
Ia menilai ada informasi keliru yang disampaikan sejumlah produsen dalam mengiklankan produk SKM yang faktanya memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi.
Di sisi lain kandungan kalsiumnya rendah yang justru hal itu berdampak buruk bagi anak-anak.
"Informasi yang tidak jujur ini menyesatkan. Dampaknya sangat buruk bagi anak-anak karena hanya akan menghasilkan kegemukan atau obesitas," ujar Tulus.
Ia menyatakan terkait dengan iklan yang menyebutkan ada susu kental manis tertentu sebagai minuman berkadar nutrisi tinggi, YLKI meminta produsen untuk meluruskan dan memberikan informasi yang sebenarnya sebab produk yang ada harus sesuai dengan label yang dicantumkan.
"Dari sisi labelling memang tidak fair karena sebenarnya lebih layak disebut minum gula daripada minum susu," ungkapnya.
Terkait hal ini, Tulus memandang belum ada regulasi yang mengatur sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sampai detik ini belum ada regulasi yang melarang. Tapi seharusnya ini menjadi perhatian Kemenkes. Untuk apa Kemenkes kampanye kurangi garam, gula, dan lemak tapi membiarkan SKM," katanya.
Pada kesempatan yang berbeda tokoh pemerhati anak Seto Mulyadi juga mengkritisi masih beredarnya iklan produk-produk makanan dan minuman yang mengklaim baik dan menyehatkan untuk dikonsumsi anak-anak padahal kadar gulanya sangat tinggi.
"Ini artinya informasi mengenai kesehatan harus terus-menerus diinformasikan pemerintah. Anak-anak secara tidak sadar masih sering mengkonsumsi produk yang tidak sehat karena pengaruh iklan," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu.
Kak Seto menyatakan iklan produk yang keliru akan sangat berpotensi menyesatkan karena dampaknya dirasakan kesehatan generasi muda ke depan.
"Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap produk-produk anak yang tidak bernutrisi. Diperlukan juga peran berbagai unsur terkait seperti Kemenkes, Kementerian Kominfo, dan media agar iklan-iklan tersebut ditertibkan," katanya. (*)
Berita Terkait
YLKI nilai penjual asing di e-commerce perlu berbadan hukum Indonesia
Sabtu, 9 Juli 2022 14:56 Wib
YLKI apresiasi arus kas BPJS Kesehatan surplus Rp18,7 triliun pada 2020
Senin, 8 Februari 2021 18:33 Wib
DPRD Sumbar minta PLN sosialisasikan penyebab kenaikan tagihan listrik
Senin, 15 Juni 2020 15:06 Wib
PLN Sumbar gelar halalbihalal secara virtual dengan pemangku kepentingan
Rabu, 27 Mei 2020 22:01 Wib
YLKI nilai positif kebijakan "cashback" BBM kepada ojek online
Rabu, 22 April 2020 19:07 Wib
Hak konsumen atas barang konsumsi harus dipenuhi jika karantina wilayah diperlakukan, kata YLKI
Selasa, 31 Maret 2020 6:33 Wib
Korban praktik korupsi adalah konsumen alasan YLKI tolak revisi UU KPK
Senin, 16 September 2019 7:51 Wib
Kenaikan tarif BPJS harus diikuti reformasi pengelolaan
Kamis, 29 Agustus 2019 12:09 Wib