PPDI Sumbar Kembali Bagikan Kaki Palsu Gratis

id Kaki Palsu Gratis

PPDI Sumbar Kembali Bagikan Kaki Palsu Gratis

Penyandang disabilitas menerima pembagian kaki palsu yang dibagikan oleh Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sumbar bekerja sama dengan Sequis Life di Aula Dinas Sosial Sumbar, Kamis. Sebanyak 156 kaki dan tangan palsu dibagikan kepada penyandang disabilitas di Sumbar agar bisa beraktivitas secara normal. (Ikhwan Wahyudi/Antara Sumbar)

Padang, (Antara Sumbar) - Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sumatera Barat kembali menggelar program pembagian kaki dan tangan palsu serta alat penyanga polio secara gratis.

Program ini bekerja sama dengan Yayasan Tuna Daksa dan asuransi Sequis, sebanyak 130 kaki dan tangan palsu dibagikan gratis kepada penyandang disabilitas di Sumbar, kata Ketua PPDI Sumbar, Jhoni Aulia di Padang, Kamis usai membagikan di Aula Dinas Sosial Provinsi.

Menurut dia pembagian kaki dan tangan palsu tersebut diberikan secara gratis terutama bagi warga miskin.

Ia menyebutkan saat ini biaya pembuatan kaki palsu dari bahan fiber mencapai Rp5 juta dan untuk tangan palsu sekitar Rp3 juta.

Ia menambahkan pembagian kaki dan tangan palsu dibantu oleh satu tim yang beranggotakan lima orang, tiga di antaranya pemasang, satu orang dari Yayasan Tuna Daksa dan satu orang dari perusahaan pendonor.

PPDI Sumbar berharap kegiatan ini menjadi tolok ukur bagi pemerintah daerah untuk dapat lebih memberdayakan penyandang disabilitas .

"Pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus pada penyandang disabilitas, baik tuna daksa, tuna rungu, tuna netra dan penyandang disabilitas lainnya dengan memberikan perangkat yang dibutuhkan atau menggali potensi agar lebih produktif," ujar dia.

Salah seorang penyandang disabilitas, Irman mengaku bersyukur dan merasa senang dengan penyerahan kaki dan tangan palsu.

"Dengan adanya penyerahan ini penyandang disabilitas bisa berusaha dan bekerja," sebut dia.

Ia mengharapkan pemerintah memberikan perlakuan khusus agar penyandang disabilitas dapat melamar pekerjaan di instansi pemerintahan.

Penyandang disabilitas lainnya, Syamsidar (58) merasa senang dengan penyerahan kaki dan tangan palsu.

"Bisa dipakai dan gratis. Sebelumnya saya sudah memiliki kaki palsu, tapi karena tidak cocok lagi dari segi tinggi sebelah, sempit, dan sekat-sekatnya sehingga tidak dipakai," kata dia. (*)