Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat mencatat perekonomian wilayah itu pada triwulan I tahun 2016 mengalami perlambatan yaitu hanya tumbuh 5,48 persen atau turun dibandingkan triwulan IV/2015 yang mencapai 5,74 persen.
"Perlambatan ekonomi berasal dari hampir semua komponen pengeluaran, yaitu turunnya tingkat konsumsi swasta seiring lemahnya daya beli," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar Triwulan I 2016.
Menurut dia pada triwulan I/2016 investasi juga terbatas karena pelaku usaha masih menunggu serta mencermati perkembangan yang ada.
Sementara dari sisi eksternal, kinerja ekspor tercatat turun akibat masih lemahnya permintaan dari negara mitra dagang.
Dari sisi sektoral, sumber perlambatan ekonomi berasal dari penurunan kinerja lapangan usaha pertanian dan perdagangan sebagai dampak masih rendahnya harga komoditas dibandingkan pencapaian tahun 2014 dan 2015, serta melemahnya konsumsi masyarakat, lanjut dia.
Sementara, lapangan usaha transportasi pergudangan dan industri pengolahan mengalami peningkatan sehingga mampu menahan perlambatan ekonomi Sumbar lebih dalam.
Ia memperkirakan perekonomian Sumbar di triwulan II 2016 dapat tumbuh lebih tinggi pada angka 5,4 persen hingga 5,8 persen yang ditopang oleh konsumsi dan investasi serta perbaikan aktivitas ekspor.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar menyampaikan pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada 2015 mencapai 5,41 persen atau melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 4,79 persen.
"Meskipun melambat dibanding 2014 yang tumbuh 5,86 persen, namun angka tersebut masih positif," kata Kepala BPS Sumbar Dody Herlando.
Ia menyebutkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah bidang informasi dan komunikasi mencapai 9,86 persen, pendidikan 8,92 persen dan transportasi serta pergudangan 8,07 persen.
"Ini menjadi suatu peluang dan dapat ditangkap sektor lain bahwa bidang informasi dan komunikasi tumbuh pesat di Sumbar," kata dia.
Kemudian, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi 2015, pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,04 persen, transportasi dan pergudangan 0,90 persen dan perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,79 persen, lanjut dia.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan pariwisata merupakan salah satu program andalan daerah ini karena dapat menyejahterakan masyarakat, meningkatkan perekonomian dan mengurangi pengangguran. (*)
Berita Terkait
BI ungkap tiga sektor asal Sumbar potensial kuasai pasar global
Senin, 29 April 2024 19:46 Wib
BI sebut KDEKS upaya Sumbar akselerasi pertumbuhan ekonomi syariah
Senin, 29 April 2024 19:02 Wib
BI Sumbar harap cinta Bangga Paham Rupiah masuk kurikulum di Mentawai
Selasa, 23 April 2024 16:02 Wib
Sepekan, harga BBM imbas Iran-Israel hingga langkah BI jaga rupiah
Minggu, 21 April 2024 8:36 Wib
Ekspedisi Rupiah Berdaulat bantu percepat pertumbuhan ekonomi Mentawai
Jumat, 19 April 2024 18:29 Wib
BI Sumbar mulai Eskpedisi Rupiah Berdaulat ke daerah terluar Indonesia
Jumat, 19 April 2024 14:06 Wib
BI Sumbar: Penguatan dolar juga beri dampak positif terhadap ekonomi
Kamis, 18 April 2024 15:57 Wib
BI sebut tekanan inflasi Sumbar turun setelah Lebaran
Kamis, 18 April 2024 9:13 Wib