Disbun Sumbar Gelar Festival Kopi Arabika

id Disbun Sumbar Gelar Festival Kopi Arabika

Padang, (Antara) - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar festival kopi arabika dengan melibatkan pemangku kepentingan, guna membangkit gairah pengembangan komoditas ekspor tersebut. Kegiatan festival kopi arabika dibuka Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang dihadiri pelaku usaha perkopian dan pecinta kopi serta pelaku pariwisata di Padang, Kamis. Gubernur mengatakan kopi merupakan satu komoditas andalan yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional, terbukti dengan posisi Indonesia saat ini menempati peringkat ke tiga terbesar di dunia. Posisi Indonesia itu, dilihat pada segi tingkat produksi yang berada di bawah negara Brazil dan Columbia. Bahkan, kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat. "Indonesia diberkati dengan letak geografis yang cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi," katanya. Jadi, berdasarkan data International Coffe Organization (ICO) pada 2012 produksi dan konsumsi kopi di dunia cenderung meningkat terus setiap tahun, dan berdasarkan data yang sama pada 2015 diperkirakan konsumsi kopi mencapai 155 juta. "Potensi yang ada tentu peluang besar bagi Indonesia, makanya peluang pasar dilakukan dengan promosi, yaitu misi dagang dan pameran dagang ke berbagai negara, sehingga dapat menarik pangsa pasar dunia untuk lebih melirik kopi Indonesia," katanya. Kemudian bagi Sumbar, dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, seperti tersedianya lahan dengan ketinggian diatas 1000 Meter Diatas Permukaan Laut (mdpl) dan tingginya minat petani untuk mengembangkan kopi arabika, maka dapat dijadikan primadona baru komoditas perkebunan di Sumbar. Sebab, tanaman kopi memiliki keunggulan yang perawatan tidak rumit dan dapat ditumpangsarikan dengan komoditas pangan lain, sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani, katanya. "Saya akan mengusulkan kepada Kementerian Pertanian RI sebuah program yang bernama cetak kebun kopi bagi masyarakat Sumbar, dan apabila berhasil akan berdampak pada produksi kopi serta membuka peluang tenaga kerja," katanya. Selain itu, diminta kepada seluruh petani kopi yang hadir pada kegiatan ini, supaya terus meningkatkan hasil panen kopinya dan apabila dalam pengembangan terdapat kendala mesti berkonsultasi dengan dinas terkait di kabupaten. Kepala Disbun Sumbar, Fajaruddin mengatakan kegiatan yang diikuti sebanyak 40 kalangan petani dan ditambah dengan pencinta dan pemerhati perkopian merupakan yang pertama di gelar di Sumbar. Program yang dilaksanakan bagian dari upaya menggairah petani dan memberi ruang untuk membangun komunikasi serta menimbah ilmu dari kalangan praktisi dan ahli di bidang perkopian nasional. Sumbar memiliki luas lahan kebun kopi Arabica seluas 20.754 hektare, yang tersebar pada enam kabupten, meliputi Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Agam dan Pasaman Barat dengan produksi 15.670 ton/tahun. Saat ini harga kopi arabika di tingkat petani berkisar Rp45.000/kg, sedangkan harga pasar internasional Rp63.000/kg, dikarenakan ada bencana Gunung Sinabung, Sumatera Utara (Sumut).(*/sun)