Padang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas Bundo Kanduang dari berbagai daerah di provinsi itu sesuai amanat dari Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Bundo Kanduang memiliki peranan yang teramat sentral dalam masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Bundo Kanduang adalah kaum ibu di Minangkabau yang bertanggung jawab atas rumah gadang, harta pusako tinggi, dan juga lambang bagi kaumnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin di Padang, Selasa.
Ia menjelaskan, dengan banyaknya peran Bundo Kanduang tersebut, perlu upaya untuk memperkuat kapasitasnya sehingga bisa menjalankan perannya.
Jefrinal menyebut secara umum ada dua peran Bundo Kanduang berdasarkan adat dan budaya Minangkabau yaitu peran domestik dan peran publik.
Peran domestik Bundo Kanduang adalah perannya sebagai ibu dari anak-anaknya. Madrasah pertama bagi anak-anaknya, yaitu tempat anak mendapat asuhan dan didikan pertama.
Seorang ibu menempati posisi terpenting bagi pewarisan nilai di dalam keluarga.
Sementara peran publik Bundo Kanduang terlihat dari perannya dalam aspek kehidupan yang lebih luas. Peran publik Bundo Kanduang secara umum dapat diklasifikasikan kepada empat kumpulan, yaitu peran politis, sosial kemasyarakatan, peran ekonomi, dan peran keagamaan.
Menurut Jefrinal, sebagian Bundo Kanduang telah memahami peran dan fungsinya, namun ada Bundo Kanduang yang masih baru karena itu peningkatan kapasitas menjadi kegiatan yang penting untuk dilakukan sebagai upaya pelestarian warisan adat dan budaya.
Apalagi, katanya, gempuran dari budaya asing yang tidak lagi memiliki sekat karena perkembangan teknologi membuat tidak sedikit pewaris budaya Minangkabau yang terpengaruh.
Lama kelamaan, tata kehidupan masyarakat Minangkabau telah terpola dengan sebuah filosofi sosial yaitu “Adaik Basandi Syara, Syara’ Basandi Kitabullah” bisa tergerus.
"Untuk itu, dalam penguatan kapasitas Bundo Kanduang ini dihadirkan narasumber yang berkompeten yaitu Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof Ir Raudha Thaib MP, dan Ketua MUI Sumbar Dr H Gusrizal Gazahar LC MA," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Tradisi, Fadhli Junaidi menyebut kegiatan tersebut diikuti oleh 100 orang peserta dari Padang Pariaman, Padang, dan Pengurus Bundo Kanduang Sumbar.
"Kegiatan ini kita lakukan dalam beberapa angkatan. Ini adalah angkatan ketiga," katanya.*