Mesir Seragamkan Tema Khutbah Jumat Untuk Tangkal Pemberontakan

id Mesir Seragamkan Tema Khutbah Jumat Untuk Tangkal Pemberontakan

Kairo, (Antara/AFP) - Pemerintah Mesir menjadi satu-satunya penentu tema khutbah Jumat di masjid-masjid seluruh bagian negara untuk menangkal pemberontakan dari kelompok Islam. Keputusan kontroversial tersebut diambil di saat Mesir masih bergolak akibat penangkapan sejumlah pendukung mantan Presiden Muhammad Moursi yang dikudeta oleh pihak militer pada Juli tahun lalu. Para pendukung Mursi selama ini menggunakan ibadah shalat Jumat untuk meraih dukungan massa atas tuntutannya mengembalikan Mursi ke jabatannya semula. Pada 2013 lalu Kementerian Agama Mesir (Waqf) memecat 55.000 imam masjid yang tidak berasal dari Universitas Al Azhar, salah satu institusi pendidikan paling prestisius yang juga dikontrol oleh negara. Para imam yang dipecat tersebut dituduh "memicu kekerasan dan menggunakan masjid untuk menyebarkan radikalisme serta hanya mempromosikan kelompok Islam tertentu." Amnesti Internasional mengatakan bahwa perburuan terhadap pendukung Mursi telah membuat 1.400 orang tewas sejak dia digulingkan tahun lalu. Pada Januari, Kementerian Agama yang mempunyai daftar hampir 120.000 masjid, memutuskan untuk menyatukan tema khutbah Jumat. "Keputusan tersebut ditujukan untuk mencegah seruan terhadap kekerasan dan penyebaran kebohongan di masjid-masjid, yang selama ini digunakan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin untuk menyebarkan ideologi mereka," kata pejabat Kementerian Agama Mesir Sabry Ebada kepada AFP. Keputusan tersebut juga diambil untuk "membersihkan masjid dari pertarungan politik." "Keputusan tersebut ditujukan untuk mengwasi para imam yang saat ini banyak bersimpati pada Moursi dan Ikhwanul Muslimin," kata Amr Ezzat, peneliti dari Egyptian Initiative for Personal Rights. Namun di sisi lain, Ezzat mengatakan bahwa pemerintah tidak mempunyai "perangkat untuk memastikan berjalannya kontrol atas masjid di seluruh bagian negara tersebut." Sementara itu imam masjid Montazah di Kairo, Khalaf Massoud, mengatakan bahwa dia sering mengkhutbahkan apa "yang benar dan yang salah" dalam perseteruan politik di negaranya. "Negara saat ini berusaha memperoleh dukungan dari ibadah shalat Jumat. Ini tidak bisa diterima," kata dia kepada AFP. Setiap pekan, tema khutbah Jumat disiarkan di laman resmi Kementerian Agama dan juga diserahkan kepada para imam dari kantor kementerian agama di 27 provinsi. (*/sun)