Bahasa Arab Belum Jadi Bahasa Resmi WTO

id Bahasa Arab Belum Jadi Bahasa Resmi WTO

Kuta, (Antara) - Bahasa Arab dan Bahasa Afrika belum bisa dijadikan bahasa resmi dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), kata perwakilan tetap Uni Eropa di WTO Angelos Pangratis di Kuta, Bali, Senin. "Kami perlu membahas lebih lanjut untuk bisa memasukkan kedua bahasa tersebut sebagai bahasa resmi sehingga bisa memudahkan rakyat di negara itu untuk memperlajari perkembangan di WTO," katanya menanggapi usulan dua delegasi dari Arab Saudi dan Kenya pada Konferensi Parlemen WTO. Pihaknya sebenarnya tidak mempermasalahkan jika kedua bahasa tersebut masuk sebagai bahasa resmi WTO. Namun, perlu pengkajian kembali mengingat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menggunakan kedua bahasa tersebut. "WTO harus menambah anggaran untuk menerjemahkan hasil pembahasan, arsip, dan interpreter dalam setiap kali pertemuan," ujarnya. Dengan demikian, dia akan melakukan pembahasan lebih lanjut karena keputusan tidak berada di tangannya sendiri. Namun, pihaknya juga tidak menjajikan dalam pertemuannya di Pulau Dewata mencapai keputusan untuk menggunakan kedua bahasa itu dalam WTO. Sementara itu, Deputi Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Karl Brauner meminta parlemen di negara-negara anggota menggunakan pengaruh politiknya selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri WTO di Bali pada 3-6 Desember 2013. "Saya berharap Anda di parlemen mau menggunakan pengaruh politik di sini," katanya. Menurut dia, WTO di bawah kepemimpinan Roberto Azevedo sebagai direktur jenderal telah menjamin transparansi dalam setiap pembahasan kebijakan perdagangan internasional. "WTO terbuka terhadap kritik termasuk adanya keluhan mengenai 'green room' yang pemilihan keanggotannya tidak jelas dan penuh dengan rahasia," ujarnya. (*/jno)