Padang (ANTARA) - Tim dosen Pengabdian kepada masyarakat (PKM), Universitas Negeri Padang (UNP) berikan pendampingan penyusunan modul ajar dan asesmen Kurikulum Merdeka, melalui pendekatan Teaching at The Right Level dan Cultural Responsive Teaching (TaRL and CRT), yang berbasis kecerdasan buatan (AI), bagi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
"Dewasa ini, kurikulum mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dari waktu kewaktu. Kurikulum memiliki banyak aspek yang perlu diperhatikan, untuk meningkatkan mutu pendidikan agar semakin baik kedepannya," kata Ketua Tim Pengabdian, Dr. Sri Gusti Handayani, M.Pd, di Padang, Jumat.
Ia menjelaskan modul ajar dan asesmen, merupakan kunci dalam pencapaian hasil belajar PJOK di sekolah.
Namun, permasalahan yang dialami guru diantaranya terbatasnya kompetensi guru, dalam mengembangkan modul ajar dan asesmen Kurikulum Merdeka, minimnya pengetahuan guru terkait pendekatan pembelajaran TaRL dan CRT, serta rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan AI dalam pembelajaran.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan guru, untuk membuat modul ajar dan asesmen Kurikulum Merdeka dengan baik.
"Berdasarkan observasi awal pada beberapa SMP di Kabupaten Sijunjung, menunjukkan bahwa modul ajar yang diberikan guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan kurang memahami materi yang diajarkan," lanjutnya.
Selain itu, asesmen yang dilakukan guru dalam pembelajaran masih dengan metode konvensional.
"Salam observasi tersebut, terlihat sering kali guru hanya mengukur hasil belajar peserta didik, dan dianggap terpisah dari proses pembelajaran," katanya.
Menurutnya, penilaian seharusnya tidak hanya berfungsi untuk menilai pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan, karena keterbatasan pengetahuan guru untuk membuat modul pembelajaran dan asesmen Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan TaRL dan CRT yang menarik. Dampaknya, materi yang diberikan guru tidak dipahami siswa secara optimal.
Kegiatan pengabdian ini digelar pada tanggal 9 dan 10 Agustus lalu, di Aula Dinas Pendidikan, Kabupaten Sijunjung, diikuti 52 peserta yang berasal dari guru-guru olahraga yang bergabung dalam organisasi KKGO.
Kegiatan pengabdian yang diketuai Dr. Sri Gusti Handayani, M.Pd, beranggotakan Dwiprima Elvanny Myori, S.Si, M.Si, dan Prof. Dr. Tjung Hauw Sin, M.Pd., Kons.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini, di danai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNP tahun 2025.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan selama dua hari, dimana hari pertama dilakukan kegiatan pelatihan dan loka karya modul ajar dan asesmen PJOK yang di buka langsung oleh Ketua KKGO Kabupaten Sijunjung, Yosan Neni Saputra, S.Pd,.
Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan bagi guru PJOK, sebagai konpetensi profesional dalam mengajar olahraga di sekolah.
"Kegiatan ini memberikan ruang bagi guru, untuk lebih update terhadap aplikasi-aplikasi baru yang digunakan guru, dalam mengembangkan perangkat pembelajaran PJOK, sehingga tujuan pembelajaran PJOK tercapai dengan baik," katanya.
Kegiatan juga dihadiri Ketua IGORNAS, Wanda Romansa, M.Pd, dan pemateri yang diisi oleh Dr. Ika Parma Dewi, M.Pd, T, Dosen Fakultas Teknik yang memiliki kompetensi dalam bidang media pembelajaran.
Pada hari pertama, pemateri menjelaskan terkait dengan penyusunan modul ajar dan asesmen berbasisi kurikulum merdeka dalam pembelajaran PJOK.
Kegiatan pengabdian hari kedua, diisi dengan materi terkait pelatihan dan loka karya terkait pendekatan Teaching At The Right Level Dan Culturally Responsive Teaching, dan dijelaskan secara lengkap terkait dengan cara penyusunan TARL dan CTR dalam pembelajaran PJOK di sekolah.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, pemateri juga menyampaikan terkait penggunaan AI, sebagai salah satu aplikasi yang bisa dimanfaatkan guru dalam pembelajaran PJOK.
Selain itu, juga membahas berbagai solusi dari masalah yang dihadapi oleh guru-guru dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes.
Kegiatan pelatihan penyusunan kurikulum merdeka berbasis kecerdasan buatan (AI), bagi guru PJOK di Kabupaten Sijunjung, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), karena berfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan modul ajar dan asesmen berbasis Kurikulum Merdeka.
Kemudian SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui penerapan teknologi dan inovasi AI dalam proses pembelajaran, SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan) lewat pendekatan Culturally Responsive Teaching, yang mendorong pembelajaran inklusif sesuai konteks budaya lokal.
Dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), melalui kolaborasi antara UNP, LPPM, Dinas Pendidikan, dan para guru olahraga dalam meningkatkan mutu pendidikan daerah secara berkelanjutan.
