Simpang Empat (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Doddy San Ismail meminta seluruh nagari (desa) di Pasaman Barat agar menganggarkan dana khusus untuk penanganan sampah dalam anggaran nagari (desa) tahun 2026 dalam upaya menciptakan lingkungan bersih.
Dia mengatakan sampah merupakan isu krusial yang berdampak langsung pada kesehatan, lingkungan, dan perekonomian masyarakat, sehingga memerlukan kerja sama dari semua pihak.
"Satu orang menghasilkan sampah sekitar 0,28 kilogram per hari. Dengan jumlah penduduk Pasaman Barat sebanyak 454.053 jiwa, total sampah yang dihasilkan mencapai 127.135 kilogram per hari. Ini persoalan besar yang harus segera kita tangani bersama,” tegasnya.
Ia menilai, persoalan sampah masih terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prinsip 3R yakni reduce (upaya mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah, lalu reuse (menggunakan kembali barang yang sudah jadi sampah) dan recycle (daur ulang).
Untuk itu, ia mengimbau camat, wali nagari, dan badan musyawarah nagari agar lebih menggiatkan kegiatan gotong royong di wilayah masing-masing.
Ia juga menegaskan agar setiap nagari menyesuaikan program pengelolaan sampah dengan Keputusan Menteri Desa Nomor 71 Tahun 2021 tentang pengelolaan sampah di tingkat desa.
“Sebagai catatan bagi camat dan wali nagari, saya minta mulai tahun 2026 seluruh nagari menyediakan anggaran untuk penanganan sampah," ujarnya lagi, sembari mengingatkan pentingnya evaluasi kesiapsiagaan bencana di tingkat kecamatan dan nagari.
Dia menjelaskan penanganan sampah di Pasaman Barat akan melibatkan tiga pilar utama atau triple helix, yaitu pemerintah yang berperan dalam penyusunan regulasi dan kebijakan, swasta untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan serta masyarakat, yang berperan aktif dalam pengurangan dan pengolahan sampah di lingkungannya.
"Sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tanggung jawab pengelolaan sampah berada pada pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Dengan kolaborasi triple helix ini, saya yakin persoalan sampah dapat kita atasi dan menjadikan Pasaman Barat yang bersih, sehat, dan berkelanjutan," harapnya.
Dia mengharapkan melalui Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan saya ini persoalan sampah bisa menjadi perhatian semua pihak.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pasaman Barat Edison Zelmi menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan membangun komitmen dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Melalui FGD ini, kita menyepakati sejumlah rekomendasi, antara lain peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kapasitas pemerintah dan swasta, serta pengembangan model pengelolaan sampah berbasis teknologi,” ujarnya.
FGD tersebut juga menghadirkan narasumber dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang memberikan pandangan akademik dalam penyusunan strategi kebijakan pengelolaan sampah berkelanjutan di Kabupaten Pasaman Barat.
