Indonesia Re Dukung Swasembada Pangan melalui Pengembangan Kampuang Bumbu Randang dan Pemberdayaan Petani di Sumbar

id Indonesia Re, Sumbar, petani

Indonesia Re Dukung Swasembada Pangan melalui Pengembangan Kampuang Bumbu Randang dan Pemberdayaan Petani di Sumbar

Indonesia Re memperluas wilayah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ke Sumatera Barat guna memberikan pendampingan dan bantuan nyata kepada petani di wilayah Aie Angek, Sumatera Barat. (ANTARA/HO-Indonesia Re)

Padang (ANTARA) - Sebagai bagian dari komitmen mendukung Pilar Ekonomi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No. 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Re memperluas wilayah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ke Sumatera Barat guna memberikan pendampingan dan bantuan nyata kepada petani di wilayah Aie Angek, Sumatera Barat.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy, Wakil

Bupati Tanah Datar Ahmad Fadly, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumatera Barat Syukriah HG, dan Ketua Himpunan Petani Randang Minangkabau (HIPERMI) Fibrianti Takarina.

Program ini merupakan kelanjutan dari inisiatif yang telah dimulai sejak 2024, dengan tujuan utama memperkuat kelembagaan dan kapasitassumber daya manusia petani randang melalui kelompok tani yang dibina secara berkelanjutan.

Salah satu capaian penting dari program ini adalah terbentuknya Kampuang Bumbu Randang Indonesia Re di Aie Angek Sumatera Barat, sebuah pusat pertanian berbasis

komunitas yang menjadi simbol kolaborasi BUMN dengan masyarakat lokal.

Gerakan nyata ini dilakukan Indonesia Re dalam mendukung Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia untuk memperkuat ekonomi rakyat. Kegiatan ini menyasar langsung petani di kawasan Aie Angek,

Sumatera Barat. Agenda 17 Juni berfokus pada pemberdayaan ekonomi melalui program TJSL, sementara 18 Juni diisi dengan edukasi dan literasi asuransi bagi para petani dan UMKM lewat kolaborasi antar-BUMN melalui program Indonesia Re Mengajar 2025, dengan narasumber dari BNI, Pegadaian, ASABRI, TASPEN Life dan Asuransi ASEI.

Indonesia Re berkolaborasi dengan BUMN lain, DJPb Kemenkeu Satu, dan HIPERMI memberikan edukasi kepada para petani mengenai manfaat perlindungan usaha melalui berbagai materi edukatif,

seperti pengelolaan risiko UMKM, syarat menjadi eksportir, proses perdagangan internasional, hingga klasifikasi barang dan kemasan ekspor.

Melalui Indonesia Re Mengajar, para peserta dibekali pemahaman seputar perlindungan usaha, risiko agribisnis, hingga mekanisme ekspor produk lokal.

Robbi Yanuar Walid, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM dan Corporate Secretary Indonesia Re, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen BUMN dalam memanfaatkan

dana TJSL secara tepat sasaran.

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Indonesia Re mampu memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Program ini tidak hanya memberdayakan petani, tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM lokal yang berpotensi masuk ke pasar ekspor,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Kolaborasi dengan HIPERMI menunjukkan komitmen kami untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah, khususnya Sumatera Barat, melalui program TJSL yang berkelanjutan. Kami juga percaya bahwa peningkatan literasi dan edukasi tentang produk jasa keuangan, khususnya jasa produk non bank harus dilakukan seluas-luasnya, agar masyarakat semakin

siap menghadapi risiko dalam usahanya.”

Pada program ini Indonesia Re memberikan beberapa kali pelatihan kepada petani dengan berbagai materi seperti pembuatan Pestisida organik, pembuatan pupuk berbahan dasar limbah rumah tangga, dan peningkatan produktivitas dan kualitas cabai dan bawang merah.

Selain pelatihan pada kegiatan ini Indonesia Re juga memberikan bantuan berupa traktor untuk penggemburan tanah, serta pembangunan dan manajerial rumah produksi. Seluruh program ini diselaraskan dengan KPI dan pendekatan pengukuran dampak melalui metode Social Return on Investment (SROI), dengan evaluasi dampak akan dilakukan pada tahun 2025.

Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia Re, sebagai BUMN di sektor reasuransi, tidak hanya berperan dalam sektor finansial, tetapi juga turut hadir memperkuat fondasi ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan sektor pertanian dan UMKM.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, turut menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Indonesia Re dan HIPERMI dalam mendorong penguatan kapasitas petani lokal. Ia menekankan pentingnya menjadikan setiap nagari sebagai pusat ekonomi berbasis keunggulan lokal. “Saya ingin di tiap nagari menjadi nagari yang punya karakter dan keunikan yang berbeda, yang bisa kita jual hasil komoditinya kepada masyarakat luas,” ujar Vasko.

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah daerah, BUMN, dan komunitas petani merupakan langkah konkret dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi

berbasis potensi lokal yang berdaya saing.

Dengan semangat kolaborasi yang terus terjaga bersama DJPb, HIPERMI, dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat, Indonesia Re berkomitmen melanjutkan upaya pengembangan petani lokal menuju

swasembada pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

***

Tentang Indonesia Re:

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) sebagai Perusahaan Induk yang dibentuk berdasarkan hukum dan Undang-undang Negara Republik Indonesia.

Di tengah penguatan bisnis yang dilakukan Kementerian BUMN menyusun suatu kebijakan dan strategi penggabungan Perusahaan Reasuransi di Indonesia yang menjadi cikal-bakal lahirnya PT Reasuransi Umum Indonesia ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Reasuransi Indonesia Utama.

Kini, dengan komitmen dan dukungan dari pemerintah serta kualitas sumber daya manusia dan sistem Teknologi Informasi yang canggih, Indonesia Re siap memberikan proteksi dan solusi reasuransi yang terandalkan serta pelayanan reasuransi yang berkualitas internasional. *

Pewarta :
Editor: Miko Elfisha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.