Padang (ANTARA) - Bencana hidrometeorologi yang kerap melanda wilayah Sumatera Barat, khususnya Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman, tidak hanya meninggalkan dampak kerusakan fisik, tetapi juga memunculkan permasalahan kesehatan dan psikososial yang kompleks. Dalam situasi pasca bencana, kelompok populasi rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita, anak usia sekolah, serta lansia menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi akibat keterbatasan akses layanan, buruknya sanitasi, serta tekanan psikologis yang berkepanjangan.
Menjawab tantangan tersebut, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Baiturrahmah melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana dengan pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif dan berbasis keluarga. Program ini dilaksanakan mulai tanggal 1–30 Desember 2025 di wilayah terdampak bencana di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk Kota Padang, kegiatan difokuskan di Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Koto Tangah, sementara di Kabupaten Padang Pariaman kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Batang Anai, tepatnya di Kenagarian Sungai Buluah Barat, Jorong Tanjuang dan Kali Aia. Seluruh rangkaian kegiatan ini didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sebagai bentuk dukungan terhadap peran strategis perguruan tinggi dalam penanggulangan bencana dan pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan yang diterapkan dalam program ini tidak semata-mata bersifat karitatif, tetapi diarahkan untuk meningkatkan keberdayaan dan kesiapsiagaan keluarga terdampak bencana. Intervensi utama dilakukan melalui pendistribusian Family Emergency Health Support Kit yang dirancang secara terintegrasi sesuai dengan siklus kehidupan dan tingkat kerentanan masyarakat. Paket bantuan tersebut mencakup medicine kit untuk penanganan keluhan kesehatan ringan, hygiene kit untuk mendukung penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kit ibu hamil dan kit balita untuk perlindungan kesehatan ibu dan anak, kit sekolah untuk mendukung pemulihan psikososial anak, serta survival kit untuk meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi kondisi darurat lanjutan.
Selain pemenuhan kebutuhan kesehatan fisik, program ini juga menempatkan pemulihan kesehatan mental sebagai komponen penting dalam penanganan pasca bencana. Kegiatan trauma healing dilaksanakan secara terstruktur dan disesuaikan dengan karakteristik kelompok sasaran di setiap lokasi. Anak-anak mengikuti kegiatan berbasis bermain dan ekspresi kreatif untuk membantu menyalurkan emosi dan membangun kembali rasa aman. Ibu hamil dan menyusui mendapatkan pendampingan psikososial melalui teknik stabilisasi emosi dan relaksasi yang aman, sementara lansia didampingi dengan pendekatan psikososial dan spiritual yang menenangkan serta menghargai pengalaman hidup mereka.
Hasil pelaksanaan kegiatan selama periode Desember 2025 menunjukkan bahwa pendekatan terpadu antara bantuan logistik kesehatan dan trauma healing memberikan dampak positif terhadap pemulihan masyarakat di wilayah sasaran. Masyarakat tidak hanya terbantu dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, tetapi juga menunjukkan peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan. Anak-anak menjadi lebih ceria dan berani berinteraksi, ibu hamil lebih tenang dan percaya diri, serta lansia merasa lebih dihargai dan didukung. Secara kolektif, dukungan sosial di lingkungan pengungsian dan permukiman terdampak juga semakin kuat, yang menjadi modal penting dalam membangun resiliensi komunitas.
Program ini menegaskan bahwa teknologi inovasi dalam penanggulangan bencana tidak selalu identik dengan teknologi tinggi. Inovasi dapat hadir dalam bentuk pendekatan tepat guna, sederhana, dan kontekstual, seperti pengemasan logistik kesehatan berbasis keluarga, trauma healing berbasis kelompok sasaran, serta edukasi kesehatan yang terintegrasi dengan aktivitas lapangan. Model intervensi ini relatif mudah direplikasi dan dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah rawan bencana lainnya di Indonesia.
Sebagai bagian dari akuntabilitas dan diseminasi, hasil pengabdian ini dipublikasikan melalui berbagai media massa nasional dan lokal, serta didokumentasikan dalam bentuk video impact yang dapat diakses publik. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan manfaat program, mendorong adopsi praktik baik oleh pemangku kepentingan, serta memperkuat peran perguruan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah dalam penanggulangan bencana berbasis kesehatan masyarakat.

*Penulis: Dr. Sevilla Ukhtil Huvaid, SKM, M.Kes _(Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Baiturrahmah)
