Padang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPD) Sumatera Barat (Sumbar) Sugeng Arianto memperkirakan pembangunan Jalan Layang Sitinjau Lauik, Padang, akan berdampak kepada perekonomian karena membuka banyak lapangan kerja dan meningkatkan bisnis UMKM.
"Setiap pembangunan infrastruktur itu akan membawa dampak multiplier effect," kata Kepala BPS Provinsi Sumbar Sugeng Arianto di Padang, Selasa.
Menurut Sugeng, dampak dari pembangunan Jalan Layang tersebut tidak hanya kepada sisi perhubungan khususnya transportasi namun juga bagi pembukaan lapangan pekerjaan atau serapan tenaga kerja, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan sektor lainnya.
Sugeng mengatakan sejak proyek jalan layang itu dimulai maka beberapa sektor akan ikut tumbuh meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan pengerjaan fisik.
"Contoh paling sederhananya, masyarakat bisa menyediakan kebutuhan makan dan minum bagi para pekerja," kata Kepala BPS Sumbar.
Senada dengan itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat Mohamad Abdul Majid Ikram memproyeksikan pembangunan Jalan Layang Sitinjau Lauik akan berdampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi daerah itu terutama pada Semester II 2025.
"Kemarin itu sudah ada peletakan batu pertama Jalan Layang Sitinjau Lauik, harapan kita periode Semester II 2025 pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi," kata Majid.
Majid mengatakan adanya proyek dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) tersebut diharapkan memicu pertubuhan ekonomi terutama dari sisi penyediaan bahan baku (konstruksi).
Untuk tahap pertama, panjang jalan layang yang akan dibangun mencapai 2,7 kilometer dengan anggaran Rp2,8 triliun. Sementara untuk tahap kedua dianggarkan sekitar Rp3 triliun dengan panjang yang hampir sama dengan tahap sebelumnya.
"Perkirakan kita pada Juni 2025 mulai ada pergerakan, atau di pertengahan kuartal II mulai ada pertumbuhan dan berlanjut pada kuartal III dan kuartal IV," kata dia.