Pariaman (ANTARA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pariaman, Sumatera Barat dihentikan sementara sambil menunggu wadah tempat makanan permanen tiba sebab selama uji coba pihak terkait menggunakan wadah sekali pakai yang menimbulkan sampah sehingga berdampak pada lingkungan.
"Arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN) bahwa mulai Senin makan bergizi untuk sementara diundur dulu sampai ompreng datang di satuan pelayanan kami, karena 'box' (wadah makanan) yang digunakan kemarin dapat menimbulkan dampak lingkungan terkait sampah," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman Riky Falantino di Pariaman, Senin.
Ia mengatakan keputusan tersebut diambil oleh BGN sebagai pihak yang menjalankan program nasional dari Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo-Gibran itu karena hasil evaluasi yang dilakukan beberapa waktu yang lalu.
Ia menyampaikan dari evaluasi tersebut ditemukan adanya masalah baru yang muncul dalam menjalankan program MBG karena menggunakan wadah sekali pakai sehingga terjadi penumpukan sampah.
Riky mengatakan pihaknya saat ini menunggu informasi kelanjutan penyaluran MBG di Pariaman.
"Waktu pastinya kapan ompreng itu akan datang dan program ini dimulai kembali kami belum tahu, kita masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak BGN," katanya.
Setidaknya sekitar 3.500 siswa dari 12.600 siswa di daerah itu telah menikmati program dari Presiden dan Wakil Presiden RI itu. Program itu dimulai di Pariaman semenjak Senin (6/1) dengan menyasar sejumlah sekolah.
Adapun menu yang disediakan dalam MBG di Pariaman yaitu nasi, ayam goreng, telur, sayur, dan buah yang dikemas dalam kotak plastik.
Sementara itu, salah seorang guru kelas di SDN 17 Kampung Baru, Kota Pariaman Metia Roza menyampaikan kekecewaan dari anak didiknya dengan dihentikannya sementara program MBG karena siswanya didik sudah terbiasa disediakan makanan di jam istrahat sejak program ini dimulai 6 Januari lalu.
"Tadi pagi anak-anak langsung menanyakan soal penghentian ini, meski telah dijelaskan namun tidak dipungkiri ada rasa kekecewaan dari anak-anak ini,” ujarnya.
Pihaknya, kata dia telah menerima informasi pada Sabtu (11/1) terkait penghentian sementara program itu karena belum tersedianya wadah makanan permanen.