SPPG Sawahlunto perkuat mutu layanan MBG melalui evaluasi rutin dan sinergi lintas lembaga

id SPPG Sawahlunto,Polres Sawahlunto,Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat,makan bergizi gratis (MBG) di Kota Sawahlunto

SPPG Sawahlunto perkuat mutu layanan MBG melalui evaluasi rutin dan sinergi lintas lembaga

Beberapa pelajar di MTs Negeri 2 Sawahlunto sedang menyantap MBG didampingi Wali Kelas, Senin. (Antarasumbar/Yudha Ahada)

Sawahlunto (ANTARA) - Pelaksanaan penyediaan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat memasuki bulan kedua dengan peningkatan ketepatan distribusi, penguatan standar higienitas, serta perbaikan proses produksi melalui evaluasi rutin bersama Polres dan Dinas Kesehatan setempat.

Kepala Sentra Persiapan Pangan Gizi (SPPG) Santua Barangin Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Sawahlunto, Kevin Ardian, menyebut fasilitas itu memproduksi 3.457 porsi makanan setiap hari untuk 24 sekolah dari jenjang TK hingga SMA sederajat.

“Seluruh bahan baku datang setiap hari agar tetap segar dan mudah diperiksa. Sebagian bahan seperti lele, ayam dan tahu kami suplai dari UMKM lokal,” kata Kevin, di Sawahlunto, Senin.

Ia menjelaskan, distribusi dilakukan bertahap, yakni trip pertama untuk TK dan SD, kedua SMP, dan ketiga SMA, sedangkan wadah makanan dijemput kembali setelah Dzuhur untuk dicuci sesuai prosedur higienitas.

Kevin menambahkan, adaptasi petugas dan relawan pada bulan pertama sempat menghambat waktu produksi, namun kini proses lebih efisien karena peningkatan keterampilan dan pembagian tugas yang lebih efektif.

Wakil Kepala Polres Sawahlunto Kompol Masri mengatakan Polres mendampingi pelaksanaan melalui pengawasan berkala, termasuk pemeriksaan keamanan pangan oleh Dokkes Polres dan pengecekan kepatuhan SOP dapur serta peralatan makan.

“Kami mengimbau seluruh pihak mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini dengan menjalankan peran masing-masing secara optimal,” ujarnya.

Dinas Kesehatan juga melakukan inspeksi berkala untuk memastikan kandungan gizi, kebersihan makanan, serta standar sanitasi dapur sesuai pedoman Badan Gizi Nasional (BGN).

Menurut Kevin, masukan sekolah terkait variasi menu dan ketepatan pengantaran menjadi bahan evaluasi, termasuk penyesuaian rasa makanan dengan preferensi pelajar tanpa mengurangi standar gizi.

Sebanyak 47 relawan terlibat dalam proses produksi dan pencucian, yang dilakukan dengan pemisahan alat masak dan wadah makan serta penggunaan sabun food grade untuk menjamin keamanan konsumsi.

Dengan pengawasan berlapis, evaluasi teknis berkala, serta partisipasi relawan, penyelenggaraan MBG di Sawahlunto diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan pelajar sejalan dengan agenda pembangunan sumber daya manusia.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.