Padang (ANTARA) - Taiwan Education Center (TEC) mengunjungi Universitas Andalas (UNAND) pada 18 Desember 2024, guna menawarkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di sejumlah perguruan tinggi di negara itu.
UNAND menyambut kunjungan dari TEC yang dihadiri oleh M. Bima Aoron Hafiz selaku Manager TEC dan Dinda Andriandita, Assistant Manager TEC untuk mendiskusikan peluang kerja sama dan menawarkan beasiswa bagi dosen dan mahasiswa.
TEC merupakan lembaga nonprofit di bawah Divisi Pendidikan Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang bertujuan memperkenalkan pendidikan tinggi di Taiwan ke mancanegara melalui kerjasama akademik antara lembaga pendidikan di Taiwan dan lembaga atau institusi di negara lain.
“Kita punya MoE Taiwan Scholarship dan MoE Huayu Enrichment Scholarship (HES). Kita membedakan kuota beasiswa untuk dosen dan mahasiswa, dikhususkan untuk dosen sehingga ketika Bapak/Ibu dosen apply, itu akan dimudahkan prosesnya,” ucap Bima.
MoE Taiwan Scholarship merupakan beasiswa untuk melanjutkan studi jenjang S1, S2, S3. Sementara Huayu Enrichment Scholarship (HES) adalah beasiswa untuk kursus bahasa Mandarin di Taiwan. Pendaftaran beasiswa ini akan dibuka pada tanggal 1 Februari hingga 31 Maret 2025. Selain itu, beasiswa ini masih menerima TOEFL ITP sebagai syarat penerima beasiswa.
“Uniknya Bapak/Ibu, beasiswa kami ini masih menerima TOEFL ITP jadi pasti memudahkan Bapak/Ibu dosen yang ingin mengambil S3. Untuk MoE program Phd, kita masih menerima TOEFL diatas 550 dan jika Bapak/Ibu memiliki IELTS diatas 6, itu sudah cukup untuk apply MoE,” jelas Bima.
Beasiswa ini dibiayai penuh oleh MoE Taiwan Scholarship dan diberikan biaya hidup. Jenjang S3 akan mendapatkan biaya hidup 10 juta per bulan selama maksimal 5 tahun.
Sedangkan jenjang S2 akan mendapatkan biaya hidup sebesar 10 juta per bulan maksimal 2 tahun. Untuk biaya kuliah akan dibayarkan langsung oleh MoE Taiwan ke kampus terkait.
“Beasiswa ini berlangsung online dan tanpa test. Jadi kami hanya memeriksa dokumen ataupun menyeleksi dokumen, via dokumen dan kerjasama. Program ini juga menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin, tetapi tak usah khawatir jika tidak bisa berbahasa Mandarin karena beasiswa ini menggunakan bahasa Inggris penuh,” ucapnya.
Bima turut menjelaskan perbedaan proses beasiswa kampus negeri dan universitas privat di Taiwan. Ketika mendaftar di kampus negeri, pihak TEC tidak memerlukan LoA tetapi hanya bukti pendaftaran di kampus terkait. LoA dibutuhkan ketika dosen atau mahasiswa resmi diterima sebagai penerima beasiswa.
Tak hanya bukti registrasi penerimaan universitas, untuk mendaftar beasiswa ini diperlukan 2 surat rekomendasi. “Jika Bapak/Ibu dosen punya surat rekomendasi dari profesor dipersilahkan. Namun, untuk UNAND saya menyarankan salah satu surat rekomendasinya dari Rektor atau Wakil Rektor,” jelasnya.
Legalisir ijazah juga diperlukan dalam pengajuan program ini. Untuk dosen yang tidak berkuliah di kampus dalam negeri harus melegalisir ijazahnya di Taipei Economic and Trade Office (TETO) negara tempat ijazah dikeluarkan. Sementara itu, dosen yang lulus dari kampus dalam negeri tidak perlu melegalisir ijazahnya di TETO Indonesia tetapi harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.
Selain beasiswa, TEC juga menawarkan program magang bagi dosen, pertukaran pelajar untuk mahasiswa, dan visiting professor.
“Pada dasarnya program magang ini adalah kolaborasi riset bagi dosen. Bapak/Ibu akan ke Taiwan tergantung riset-riset yang didaftarkan, kita punya 7 kategori riset yang bisa didaftarkan. Nanti Bapak/Ibu akan langsung dikoneksikan dengan profesor-profesor dan Bapak/Ibu akan mengirimkan CV kepada profesornya. program ini juga akan dibiayai penuh dari biaya riset, akomodasi, dan uang bulanan,” kata Bima.