Padang (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Andree Algamar menilai budi daya maggot bisa menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat, karena selain bisa membantu mengurai sampah juga bisa dijual sebagai pakan ikan.
"Budi daya maggot bisa mengurangi jumlah sampah organik yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Aia Dingin, sekaligus bisa menghidupkan konsep ekonomi sirkular," ujarnya di sela menghadiri peresmian Sentra Budi Daya Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang berada di TPS 3R Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Rabu.
Menurutnya, nilai ekonomis maggot cukup menggiurkan dan bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat, di antaranya dijual sebagai pakan ternak dan sisa makanan maggot dapat dijadikan pupuk organik.
"Nilai jual maggot ini bervariasi. Pada beberapa daerah untuk yang masih bentuk telur satu gram bisa dihargai hingga Rp12 ribu, maggot segar satu gramnya Rp10 ribu, kemudian untuk kuva di beberapa daerah satu kilogramnya dihargai sampai Rp60 ribu, sedangkan untuk maggot kering 100 gramnya dijual dengan harga Rp15 ribu," ujar dia.
Selain itu, budi daya maggot juga bisa menjadi sebuah terobosan positif dalam mengatasi tumpukan sampah organik di Kota Padang.
Andree mengatakan masalah pengelolaan sampah masih menjadi salah satu isu darurat yang harus ditangani saat ini. Hal itu mengingat timbulan sampah Kota Padang per harinya yang mencapai 647 ton dengan 64 persennya adalah sampah organik.
Sementara itu, praktisi budi daya maggot BSF, Resti Rahayu menerangkan maggot BSF yang dihasilkan memiliki kemampuan luar biasa dalam proses penguraian bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan.
"Kemampuan maggot dalam mengurai sampah sangat cepat. Dalam waktu 24 jam mampu mengurai satu ton sampah organik. Manggot BSF juga dapat digunakan sebagai pakan ternak, seperti ikan dan unggas. Sementara sampah yang terurai menjadi kompos, sehingga menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi untuk mendukung pertanian berkelanjutan," katanya.
Sentra budi daya maggot BSF yang pertama di Kota Padang itu terwujud hasil sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Kota Padang bersama PT Semen Padang yang didukung Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Organic Feed dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Melati Rawang.
Inovasi itu diharapkan bisa menjadi percontohan dalam penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah organik di Kota Padang.