Padang (ANTARA) - Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) bersama Pusat Tanggap Darurat kampus tersebut menduga penumpukan material pohon tumbang di bagian hulu sungai Batang Anai menjadi penyebab banjir bandang.
"Banjir bandang ini diperkirakan akibat adanya tumpukan material pohon tumbang di lembah sungai di bagian hulu Batang Anai," kata perwakilan PSB Unand Prof Febrin Anas Ismail di Padang, Jumat.
Prof Febrin Anas menjelaskan tumpukan material pohon tumbang di bagian hulu sungai lama kelamaan membentuk bendungan alam. Getaran gempa vulkanik dari Gunung Marapi disertai curah hujan yang tinggi, diduga kuat sebagai pemicu runtuhnya bendungan alam tersebut.
Bendungan alam yang roboh tersebut kemudian meluncur deras menjadi banjir bandang atau yang lebih dikenal dengan sebutan galodo oleh masyarakat Minangkabau.
Studi kemasyarakatan yang dilakukan para akademisi dari kampus tertua di luar Pulau Jawa tersebut berhasil mengungkap sejumlah fakta. Pertama, kemiringan dasar sungai Batang Anai tergolong terjal. Hal itu terlihat dari kecepatan air yang relatif tinggi saat kondisi normal.
Kedua, limpahan yang terjadi akibat penyumbatan pada daerah jembatan dan penyempitan alur sungai. Loncatan pada alur yang berkelok terjadi karena pengurangan kapasitas alur sungai sekaligus adanya pengendapan material angkutan.
Selain itu, tim peneliti Unand juga menemukan belum diterapkannya sempadan sungai. Sebagai contoh, masih banyak ditemukan bangunan yang berada di pinggiran sungai.
Tim Unand juga telah menyusun beberapa saran yang ditujukan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V Sumatera Barat.
Rekomendasi itu yakni pembangunan sabo-dam di hulu sungai, pembangunan pengontrol kemiringan dasar sungai agar kecepatan air normal, mengembalikan fungsi jalan nasional hingga membuat peraturan tentang sempadan Sungai Batang Anai.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pusat Studi Bencana Unand duga tumpukan material penyebab banjir
Berita Terkait
Ombudsman ungkap banyak korban banjir bandang Agam belum terima bantuan
Kamis, 10 Oktober 2024 15:43 Wib
Pemerintah bangun 80 unit rumah korban banjir lahar dingin Gunung Marapi
Selasa, 3 September 2024 15:48 Wib
Pemerintah bangun 80 unit rumah korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Agam
Selasa, 3 September 2024 9:04 Wib
Sekitar 100 ha lahan di Sumbar tak bisa digunakan akibat bencana alam
Rabu, 21 Agustus 2024 21:04 Wib
Terus salurkan bantuan paskabencana, Pemkab Tanah Datar apresiasi kepedulian PLN
Jumat, 5 Juli 2024 22:04 Wib
Pos Pengamatan Marapi tambah dua CCTV untuk pantau aktivitas lahar
Selasa, 2 Juli 2024 16:47 Wib
Mahasiswa Sosiologi UPGRISBA salurkan bantuan bagi korban banjir lahar dingin
Sabtu, 29 Juni 2024 14:26 Wib
Pemkab Agam terbitkan 248 dokumen Adminduk korban banjir bandang-lahar dingin
Jumat, 21 Juni 2024 16:07 Wib